PENERAPAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR PADA RANCANGAN MUSEUM CIKAL PRAKSARA DI GUA PAWON

Authors

  • Nazla Ilmania Tsakova
  • Utami

Keywords:

Museum, Arsitektur Neo Vernakular, Situs Gua Pawon, Arsitektur Traditional, Kabupaten Bandung Barat

Abstract

ABSTRAK
Kabupaten Bandung Barat yang diidalamnya memiliki beragam destinasi wisata yang dikunjungi. Salah
satunya situs gua pawon, yang memiliki fosil manusia purba yang bernilai sejarah. Disekitar gua pawon
masyarakat masih memiliki adat istiadat yang erat Hal ini berkaitan juga dengan bentuk rumah yang
kebanyakan menggunakan gaya arsitektur lokal yaitu arsitektur Sunda dibanding arsitektur modern yang
umum digunakan oleh beberapa bangunan. Melalui penemuan fosil manusia purba dari gua pawon
dibutuhkan suatu fasilitas yang berfungsi menampilkan dan menampung hasil penemuan sekaligus
melestarikannya. Bangunan museum dirasa sangat dibutuhkan sebagai fasilitas utama yang dapat
menampung hasil penemuan yang juga dapat bermanfaat sebagai pendukung dari destinasi wisata yang
ada di kabupaten Bandung Barat. Perancangan bangunan museum ini mengambil tema pendekatan
Arsitektur Neo Vernakular Sunda. Metoda perancangan yang dipakai adalah deskriptif kualitatif melalui
metoda ini dilakukan kegiatan mengambil, melihat, dan mengaplikasikan arsitektur lokal Sunda dengan
penerapan arsitektur lokal didapatkan melalui penggunaan atap dan elemen tradional Sunda yang dikemas
dalam format sesuai dimensi dan tuntutan fungsional yang diperlukan dalam desain. Selain itu olahan atap
tradisonal Sunda disesuaikan dengan material modern, sedangkan unsur ornamen diaplikasikan dalam
penataan eksterior dan interior. Diharapakan dengan penerapan tema Arsitektur Neo Vernakular Sunda
pada museum ini dapat membantu melestarikan arsitektur lokal Sunda yang sesuai dengan konteks
perancangan saat ini.
Kata kunci: Museum, Arsitektur Neo Vernakular, Situs Gua Pawon. Arsitektur Traditional, Kabupaten
Bandung Barat

ABSTRACT
West Bandung Regency which has a variety of tourist destinations to visit. One of them si the Pawon Cave
site, which has ancient human fossils of historical value. Around the Pawon Cave, the community still has
close customs. This is also related to the shape of the house which mostly uses local architectural
styles, namely Sundanese architecture compared to modern architecture which is commonly used
by several buildings. Through Thediscovery of ancient human fossils from the Pawon Cave
requires a facility that functions to display and accommodate the findings while preserving them.
The museum building is felt to be very much needed as the main facility that can accommodate
the findings which can also be useful as a supporter of tourist destinations in West Bandung
district. The design of this museum building takes the theme of the Sundanese Neo Vernacular
Architecture approach. The design method used is descriptive qualitative through this method
activities are carried out take, see, and apply local Sundanese architecture with the application of
local architecture obtained through the use of roofs and traditional Sundanese elements which
are packaged in a format according to the dimensions and functional demands required in the
design. In addition, traditional Sundanese roof preparations are adapted to modern materials,
while ornamental elements are applied in the exterior and interior arrangement. It is hoped that
the application of the Neo Vernacular Sundanese Architecture theme in this museum can help
preserve local Sundanese architecture appropriate to the current design context.
Keywords: Museum, Neo Vernacular Architecture, Pawon Cave Site, Traditional Architecture,
West Bandung Regency.

References

“Sistem Registrasi Museum Kemdikbud.” https://museum.kemdikbud.go.id/artikel/museum (diakses 5

Agustus 2022).

“10.11.0111 Sony Tri Laksono - BAB V.pdf.”

“ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR.” http://archidkot.blogspot.com/2018/11/arsitekturneovernakular-

merupakan.html (diakses 5 Agustus 2022).

C. Widi dan L. Prayogi, “Penerapan Arsitektur Neo-Vernakular pada Bangunan Buday dan Hiburan,”

JAZ, vol. 3, no. 3, hlm. 282–290, Okt 2020, doi: 10.17509/jaz.v3i3.23761.

“Pengertian Arsitektur Neo Vernakular, Ciri-ciri, Prinsip dan Contohnya,” Arsitur Studio.

https://www.arsitur.com/2017/11/pengertian-arsitektur-neo-vernakular.html (diakses 14 Februari

.

G. Suharjanto, “Konsep Arsitektur Tradisional Sunda Masa Lalu dan Masa Kini,” ComTech, vol. 5,

no. 1, hlm. 505, Jun 2014, doi: 10.21512/comtech.v5i1.2644.

M. S. A. Saputra dan A. F. Satwikasari, “KAJIAN ARSITEKTUR TRADISIONAL SUNDA PADA

DESAIN RESORT,” vol. 03, no. 4, hlm. 10, 2019.

A. F. Satwikasari dan M. S. A. Saputra, “Penerapan Konsep Arsitektur Tradisional Sunda Pada Desain

Tapak Lanskap Dan Bangunan Fasilitas Resort,” hlm. 10.

SHABRINA, “Mengenal Bentuk Rumah Adat Sunda yang Kaya akan Budaya,” Bramble Journal, 7

Juli 2020. https://www.bramblefurniture.com/journal/bagian-rumah-adat-sunda/ (diakses 5 September

.

A. W. Saidi, “PENERAPAN TEMA NEO VERNAKULAR PADA WAJAH BANGUNAN

GEDUNG UTAMA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI,” hlm. 10.

Downloads

Published

2022-10-25

Issue

Section

2022 Arsitektur