PENERAPAN TEMA ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR PADA PERANCANGAN LINGKAR SAMBAS ISLAMIC CENTER

Authors

  • Dede Setiawan
  • Erwin Yuniar Rahadian

Keywords:

Arsitektur Neo-Vernakular, Islamic Center, Kabupaten Sambas, Kawasan

Abstract

ABSTRAK
Kabupaten Sambas merupakan salah satu wilayah administrasi yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas memiliki luas wilayah yang sangat luas dengan begitulahan dapat dipergunakan untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat untuk dimanfaatkan salah satunya membuat kawasan berbasis agamis. Berbagai respon terhadap pemanfaatan lahan kosong yang luas yang mana untuk dijadikan kawasan berbasis agamismemiliki respon positif dari masyarakat. Kenyataan dilapangan beberapa kendala ditemukan seperti kawasan tersebut memiliki tanah gambut menjadi salah satu kendala saat membangun sebuah kawasan, selain itu air sungai dapat meluap diwaktu – waktu tertentu. Memanfaatkanlahan kosong dengan jenis tanah gambut dan pemanfaatan pinggir sungai agar tidak meluap ke permukaan tanah untuk dijadikan kawasan berbasis Islamic Center. Kawasan yang akan didirikan merupakan kawasan Islamic Center dengan penerapan tema Arsitektur Neo-Vernakular dirasa cocok karena mengangkat kembali kebudayaan setempat yang diterapkan pada kawasan tersebut. Hal ini dikaitkan dengan konsep yang diimplementasikan kedalam bentuk gagasan desain bangunan masjid yang memiliki atap limas potong, dan menyediakan area lahan hijau untuk penyerapan air yang berlebihan sebagai pencegahan banjir. Kawasan Islamic Center dapat menampung dan mewadahi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ilmukeagamaan seperti shalat, mengaji, manasik haji, dan kegiatan lainnya serta tidak melupakan akan sang Maha Pencipta sebagai tempat bersandar bagi umat manusia.
Kata kunci: Arsitektur Neo-Vernakular, Islamic Center, Kabupaten Sambas, Kawasan

ABSTRACT
Sambas regency is one of the administrative regions located in West Kalimantan province.Sambas regency has a very large area so that the land can be used for the benefit and benefit ofthe community to be used, one of which is to make a religious-based area. Various responses to the use of vast vacant land which is to be used as a religious-based area have a positive responsefrom the community. The reality in the field is that some obstacles are found such as the area has peat soil to be one of the obstacles when building an area, besides that river water can overflow at certain times. Utilizing vacant land with peat soil types and utilization of river banks so as not tooverflow the soil surface to be used as an Islamic Center-based area. The area to be established is an Islamic Center area with the application of Neo-Vernacular Architecture theme is considered suitable because it re-raises the local culture applied to the area. This is associated with theconcept that is implemented into the form of a mosque building design idea that has a pyramid roof, and provides a green land area for excessive water absorption as a flood prevention. The Islamic Center area can accommodate and accommodate activities related to religious sciencessuch as prayer, recitation, Hajj rituals, and other activities and do not forget the Creator as a place to lean on for mankind.
Keywords: Neo-Vernacular Architecture, Islamic Center, Sambas regency, region

References

F. K. Amalia, M. Solihin, dan B. M. Yunus, “NILAI-NILAI ŪLŪ AL- „AZMI DALAM TAFSĪR IBN KATHĪR,” Al-Bayan j. Studi Al-Quran dan Tafsir, vol. 2, no. 1, hlm. 71–77, Nov 2017, doi: 10.15575/al-bayan.v2i1.1810.

“Kabupaten Sambas Dalam Angka 2022.pdf.”

L. M. Bauto, “Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia,” Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, vol. 23, no. 2, hlm. 11–25, 2014.

M. D. C. Putra, “ISLAMIC CENTER KABUPATEN SAMBAS,” JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, vol. 3, no. 2, Art. no. 2, Feb 2016, Diakses: 14 September 2022. [Daring]. Tersedia pada: https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmarsitek/article/view/13827

K. Yaqin, “Pengertian Islamic Centre,” 2002.

B. Sofian, B. Fathony, dan P. H. Pramitasari, “ISLAMIC CENTER KOTA BATU TEMA: ARSITEKTUR REGIONALISME,” Pengilon: Jurnal Arsitektur, vol. 2, no. 01, hlm. 143–160, 2018.

S. Kurniawan, “Masjid dalam lintasan sejarah umat islam,” Jurnal Khatulistiwa-Journal of Islamic Studies, vol. 4, no. 2, hlm. 169–184, 2014.

D. C. Sari dkk., Sosiologi Agama. Yayasan Kita Menulis, 2020.

C. Widi dan L. Prayogi, “PENERAPAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR PADA BANGUNAN FASILITAS BUDAYA DAN HIBURAN,” JAZ, vol. 3, no. 3, hlm. 282–290, Okt 2020, doi: 10.17509/jaz.v3i3.23761.

D. Murdiati, “KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN,” hlm. 10, 2008.

Downloads

Published

2022-10-25

Issue

Section

2022 Arsitektur