PENERAPAN BIOPHILIC ARCHITECTURE PADA PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESENIAN DI KABUPATEN MAJALENGKA

Authors

  • Indra Setiawana
  • Dwi Kustianingrum
  • Wahyu Buana Putra

Keywords:

SMK Kesenian, Arsitektur Biofilik, Terakota, Majalengka

Abstract

ABSTRAK
Pentingnya Lembaga Pendidikan dalam proses pembelajaran formal, salah satu bagian dari Pendidikan adalah Kesenian, sehingga diperlukan sebuah Lembaga Sekolah Menengah Kejuruan Kesenian yang mampu menunjang pembelajaran untuk menyeimbangkan antara Pendidikan dengan budaya lokal setempat. Wilayah Jatiwangi dikenal sebagai daerah produsen genteng dan pabrik seni, juga memproduksi bermacan produk terakota. Di Kabupaten Majalengka akan dirancang SMK Kesenian dengan fasilitas ruang belajar, laboratorium/bengkel praktik, perpustakaan, amphiteater dsb. Sekolah ini akan mengusung tema biophilic architecture dengan
pendekatan kearifan lokal untuk membuat ruang terbuka hijau dan menciptakan suasana sekolah lebih dekat dengan alam. Konsep biophilic merupakan suatu hubungan antara manusia, alam dan arsitektur, yang dapat meningkatkan konektivitas penghuni dengan lingkungan melalui penggunaan alam secara langsung, alam tidak langsung serta kondisi ruang dan tempat. Kearifan lokal ialah bagian dari budaya suatu masyarakat yang biasanya diwariskan secara turun temurun. Tema diatas akan diterapkan pada elemen-elemen perancangan bangunan dengan tema Nature in The Space sebagai dasar dalam mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran. Implementasi dari Kearifan lokal diterpakan pada fasad bangunan dan pagar-pagar sebagai penerapan dari kearifan lokal di Kabupaten Majalengka.

Kata kunci: SMK Kesenian, Arsitektur Biofilik, Terakota, Majalengka.

ABSTRACT
The importance of educational institutions in the formal learning process, one part of education is art, so an arts vocational high school institution is needed that is able to support learning to balance education with local culture. The Jatiwangi area is known as a roof tile producer and art factory, and also produces a variety of terracotta products. In Majalengka Regency an Arts Vocational School will be designed with study room facilities, laboratory/practice workshop, library, amphitheater etc. This school will carry the theme of biophilic architecture with a local wisdom approach to create green open spaces and create a school atmosphere closer to nature.
The biophilic concept is a relationship between humans, nature and architecture, which can increase occupant connectivity with the environment through the direct use of nature, indirect nature and conditions of space and place. Local wisdom is part of the culture of a society which is usually passed down from generation to generation. The theme above will be applied to elements of building design with the theme Nature in The Space as the basis for creating a learning atmosphere and learning process. The implementation of local wisdom is applied to building facades and fences as the application of local wisdom in Majalengka Regency.
Keywords: Art Vocational High School, Biophilic Architecture, Terracotta, Majalengka.

References

https://repositori.kemdikbud.go.id, diakses pada tanggal 8 Februari 2023

Wikipedia. “Majalengka“, diakses pada tanggal 20 Januari 2023

Jatiwangi Art Factory, “Kota Terakota”, Jatiwangi Jawa Barat, 12 Desember 2022

Wikipedia. “Kearifan Lokal“, diakses pada tanggal 7 Februari 2023

https://www.uc.ac.id, diakses pada tanggal 9 Februari 2023

https://jurnal.untan.ac.id, diakses pada tanggal 7 Februari 2023

Kallert, Stephen R; 2018; Nature by Design: The Practice of Biophilic Design; London; Yale University Press

Kellert,StephenR.,Heerwagen,Judith,danMador,Martin;2008;BiophilicDesign:TheTheory,Scien ceand PracticeofBringingBuildings toLife;NewJersey;JohnWiley& Sons Inc

https://docplayer.info, diakses pada tanggal 9 Februari 2023

Wikipedia. “Jatiwangi-Majalengka“, diakses pada tanggal 9 Januari 2023

Downloads

Published

2023-02-28

Issue

Section

2023 Arsitektur