IMPLEMENTASI KONSEP WABI SABI PADA GALERI PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI JAKARTA
Keywords:
galeri, kebudayaan jepang, wabi sabi, pedesaan jepang masa edoAbstract
Galeri kini semakin berkembang dan tujuannya adalah untuk menyajikan karya-karya dengan cara yang berpusat pada pengunjung, oleh karena itu mereka dituntut untuk lebih interaktif dan melibatkan pengunjung dalam memperkenalkan apa yang dipamerkan serta memaknai pameran dan cerita yang disajikan di dalam galeri.Dalam merencanakan museum yang informatif, edukatif, dan refreshing perlu digali cerita pameran yang berkaitan dengan koleksi museum. Dalam hal ini, galeri pusat kebudayaan Jepang harus dirancang dengan mempertimbangkan koleksi karya dari periode-periode masa Jepang, sehingga memiliki alur penyajian yang sesuai dengan periode masa Jepang dan elemen tematik. Hal tersebut akan menjadikan kebudayaan jepang unik dibandingkan dengan museum lain yang menggunakan pendekatan yang lebih umum. Oleh karena itu, penyusunan penelitian ini berisi konsep galeri kebudayaan dan model alur penyajian materi tentang periode-periode masa di Jepang yang digunakan untuk mengarahkan isi galeri pusat kebudayaan. Metode pengumpulan data yang digunakan berasal dari studi literatur. Fokus penelitian adalah penggunaan wabi sabi dengan gaya pedesaan Jepang pada masa Edo pada desain interior pusat kebudayaan Jepang dengan sembilan periode.