PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR SUNDA MODERN PADA PERANCANGAN KAWASAN WISATA DI BANDUNG
Keywords:
Sunda, Wisata, Arsitektur Neo VernakularAbstract
ABSTRAK
Budaya adalah warisan turun temurun yang menjadi jati diri suatu masyarakat dan harus di lestarikan untuk generasi selanjutnya. Arsitektur menjadi salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Bangunan pada setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri baik dari segi bentuk, konstruksi hingga material yang digunakan. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, masyarakat sudah mulai meninggalkan arsitektur tradisional dan lebih memilih tema arsitektur modern dalam mendesain suatu bangunan. Tema yang digunakan pada perancangan kawasan wisata ini adalah Arsitektur Neo Vernakular. Material yang digunakan merupakan material tradisional seperti batu dan kayu. Selain itu, konsep bangunan pada kawasan wisata ini terinspirasi dari tradisi dan kebiasaan masyarakat Sunda itu sendiri seperti "makan lesehan". Selain itu direncanakan pula bangunan pameran yang memamerkan berbagai alat musik tradisional Sunda, senjata tradisional Sunda, dan sejarah masyarakat Sunda. Tujuan dari perancangan kawasan wisata ini adalah untuk melestarikan arsitektur Sunda dengan tetap mengikuti perkembangan zaman. Diharapkan wisatawan dapat lebih mengenal arsitektur Sunda.
Kata kunci: Sunda, Wisata, Arsitektur Neo Vernakular
ABSTRACT
Culture is a hereditary heritage that becomes the identity of a society and must be preserved for the next generation. Architecture is one of the cultural heritages that must be preserved. Buildings in each region have their own characteristics in terms of shape, construction and materials used. However, along with the rapid development of the times, people have begun to abandon traditional architecture and prefer modern architectural themes in designing a building. The theme used in the design of this tourist area is Neo Vernacular Architecture. The materials used are traditional materials such as stone and wood. In addition, the concept of the building in this tourist area is inspired by the traditions and habits of the Sundanese people themselves such as "eating lesehan". In addition, an exhibition building is also planned which exhibits various Sundanese traditional musical instruments, Sundanese traditional weapons, and the history of Sundanese society. The purpose of designing this tourist area is to preserve Sundanese architecture while keeping up with the times. It is hoped that tourists can get to know Sundanese architecture better.
Keywords: Sundanese, Tourism, Neo Vernacular Architecture
References
Neufert, Ernst. (1996). Data Arsitek Jilid 1 Ed:3. Jakarta: Erlangga
Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga
White, Edward T. (1995). Site Analysis. Florida A&M University. Florida: Architectural Media
Hidayat, Wahyu. (2011). Aplikasi Lagam Arsitektur Melayu Sebagai Identitas Kawasan Menuju Kota Berkelanjutan. Jurnal Arsitektur, 1.
Wiradimadja, Agung. (2018). Kearifan Lokal Masyarakat Kampung Naga Sebagai Wujud Menjaga Alam dan Konservasi Budaya Sunda. Jurnal Pendidikan Sosiologi Humanis, 1.
AH Imammudin, “TAMAN HIBURAN TEMATIK (THEME PARK),” Taman Hiburan Temat. (Theme Park., pp. 17–25, 2017.
Nugraha, Ali Destian. (2020). Pendekatan Arsitektur Tradisional Sunda Kontemporer Pada Museum Wayang Nusantara Kota Baru Parahyangan. Jurnal Arsitektur, 6.
Hermawan, Iwan. (2012). Kearifan Lokal Sunda dalam Pendidikan Local Wisdom of Sundanese in Education. Jurnal Arsitektur, 1