PENERAPAN NEO VERNAKULAR SEBAGAI INTEGRASI ARSITEKTUR MODERN DAN SUNDA PADA TAMAN WISATA

Abstract

Abstrak
Budaya Sunda adalah salah satu kebudayaan yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia. Budaya ini memiliki banyak elemen, seperti musik, tari, tradisi, sastra, dan makanan, serta masih banyak ciri khas lainnya. Keberadaan budaya Sunda sangatlah berharga, dan harus terus dilestarikan. Semakin berkembangnya teknologi seperti handphone dan lainnya membuat para generasi muda terhipnotis akan adanya teknologi tersebut, sehingga banyak generasi muda yang terobsesi dengan fitur yang diberikan oleh teknologi maka akibatnya banyak sekali generasi penerus yang hampir tidak mengenal kebudayaan-kebudayaan Sunda yang ada hingga saat ini. Dengan adanya perancangan Taman Wisata Seni Kebudayan Sunda di lokasi Kiara Artha Park ini diharapkan kebudayaan yang ada di Jawa Barat dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan tema yang diterapkan yaitu arsitektur neo vernakular dengan perpaduan antara arsitektur modern dan arsitektur Sunda. Penerapan tema tersebut melalui penggunaan atap Julang Ngapak yang dikombinasikan dengan Capit Gunting, serta penggunaan material modern dikombinasikan dengan tata ruang rumah adat Sunda yaitu Kampung Cigenclang, sehingga menjadikan desain bangunan efisien dan fungsional sesuai dengan prinsip modern dan Sunda. Motif Mega Mendung dan Mega Sumirat diterapkan pada fasad tiap bangunan sebagai buffer panas matahari yang masuk ke dalam bangunan serta diterapkan pada bentuk taman.
Kata Kunci: Arsitektur Modern, Arsitektur Neo Vernakular, Arsitektur Sunda, Taman Wisata.

Abstract
Sundanese culture is a culture originating from West Java, Indonesia.This culture has many elements, such as music, dance, traditions, literature and food, as well as many other characteristics.The existence of Sundanese culture is very valuable, and must be preserved. The growing development of technology such as mobile phones and others makes the younger generation hypnotized by the existence of this technology, so that many young people are obsessed with the features provided by technology, as a result there are many future generations who barely know Sundanese cultures that have existed to date. With the design of the Sundanese Cultural Arts Tourism Park at the Kiara Artha Park location, it is hoped that the culture in West Java can be preserved and developed with the theme applied, namely neo vernacular architecture with a blend of modern architecture and Sundanese architecture.
The application of this theme is through the use of the roof of Julang Ngapak combined with Capit Scissors, as well as the use of modern materials combined with the layout of the traditional Sundanese house, namely Kampung Cigenclang, so that the building design is efficient and functional in accordance with modern and Sundanese principles. The Mega Mendung and Mega Sumirat motifs are applied to the facades of each building as a buffer for the sun's heat entering the building and are applied to the shape of the garden.
Keywords: Biophilic Architecture, Endemic Animals of the Java Island, Conservation, Animal Park.