PENERAPAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR JEPANG PADA PERANCANGAN THEME PARK JAPANESE LAND DI KAWASAN SITU CILEUNCA JAWA BARAT

Authors

  • Yusuf Satria Wicaksono

Keywords:

Taman Tematik, Arsitektur Neo Vernakular Jepang, Jepang, Culture, Edukasi

Abstract

Abstrak
Pangalengan merupakan salah satu kabupaten dengan potensi wisata alam di Jawa Barat. Kondisi geografis dengan didukung lingkungan masyarakat pedesaan menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Situ Cileunca menjadi sebuah ikon wisata di Pangalengan. Perencanaan sebuah taman hiburan tematik merupakan gagasan yang baik untuk meningkatkan value dari pariwisata kawasan Situ
Cileunca. Bagaimana sebuah taman hiburan tematik menjadi wisata rekreasi dan edukasi yang dapat dinikmati oleh berbagai jenis lapisan masyarakat dengan memaksimal potensi yang dimiliki. Japanese land dirancang melalui pendekatan arsitektur neo vernacular Jepang dengan melihat kontekstualitas terhadap kondisi alam, sosial dan budaya masyarakat di kawasan Situ Cileunca. Arsitektur neo vernacular Jepang hadir dalam bentuk arah orientasi bangunan, tatanan massa, gubahan massa bangunan, struktur bangunan, dan material bangunan. Penerapan arsitektur neo vernacular tersebut didukung dengan konsep culture dan budaya Jepang guna mewujudkan suasana ala negri Sakura. Perancangan taman hiburan tematik dengan pendekatan arsitektur neo vernacular Jepang diharapkan dapat membawa wisatawan untuk merasakan pengalaman ruang ala negeri Sakura dari segi arsitektur, budaya, dan edukasi yang ditawarkan.
Kata Kunci: Taman Tematik, Arsitektur Neo Vernakular Jepang, Jepang, Culture, Edukasi

Abstract
Pangalengan is one of the districts with natural tourism potential in West Java. Geographical conditions supported by a rural  community environment become a special attraction. Situ Cileunca has become a tourist icon in Pangalengan. Planning a thematic theme park is a good idea to increase the value of tourism in the Situ Cileunca area. How a thematic theme park becomes a recreational and educational tour that can be enjoyed by various types of people by maximizing its potential. Japanese land is designed through a Japanese neo vernacular architecture approach by looking at the contextuality of the natural, social and cultural conditions of the people in the Situ Cileunca area. Japanese neo vernacular architecture is present in the form of building orientation direction, mass order, building mass composition, building structure, and building materials. The application of neo vernacular architecture is supported by the concept of Japanese culture and culture to create a Sakura country-style atmosphere. The design of thematic theme parks with a Japanese neo vernacular architectural approach is expected to bring tourists to experience the Sakura country-style space in terms of architecture, culture, and education offered.
Keywords: Theme Park, Japanese Neo Vernacular Architecture, Japan, Culture, Education

References

Michael Sorkin, “A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space,” 1992.

R. Amanati, “Transformasi Makna dalam tampilan visual arsitektur,” Jurnal Sains dan Teknologi, vol. 7, no. 2, 2008.

E. Extrada, E. Darmawan, and B. Suyono, “Taman Bertema Indoor Trans Studio Semarang,” IMAJI, vol. 3, no. 4, 2014.

Scott A. Lukas, Theme park. 2008.

S. A. Clave, The Global Theme Park Industry. 2007.

C. Jencks, The Languange of Post Modern Architecture. New York: Rizzoli International Publications, 1984.

Tjok. Pradnya Putra, “Pengertian Arsitektur Neo-Vernakular,” 1997.

D. Erdiono, “Tinjuan Arsitektur „ Modern ‟ Neo-Vernakular di Indonesia,” Jurnal Sabua, vol. 3, no. 3, 2011.

Downloads

Published

2023-08-30

Issue

Section

2023 Arsitektur