PENERAPAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA PERANCANGAN TAMAN BUDAYA DI SITU CILEUNCA, KABUPATEN BANDUNG

Abstract

ABSTRAK
Di era globalisasi saat ini, generasi muda bangsa Indonesia dirasa sudah mulai kehilangan jati diri dan rasa ingin belajar terhadap warisan budaya nenek moyangnya sendiri. Khususnya diwilayah Jawa Barat yang kental akan filosofinya yang berkesinambungan dengan aspek alam, justru generasi saat ini kurang tertarik untuk mempelajari aspek dasar lingkungan dan budaya yang melimpah ini. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan lingkungan secara interaktif dan edukatif agar menarik minat masyarakat yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Pengembangan theme park bertema kebudayaan Jawa Barat berbasis agrowisata dikawasan Situ Cileunca, kabupaten Bandung dinilai dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Tepatnya di Kampung Cibuluh yang telah ditetapkan sebagai “Kampung Agrowisata” oleh pemerintah telah menjadi fokus utama dalam pengembangan kawasan tersebut. Kegiatan agrowisata dapat mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan minat beli varietas tanaman lokal, serta peminatan
terhadap kebudayaan daerah Jawa Barat yang memanfaatkan SDM sekitar merupakan peluang yang menjanjikan agar kawasan tersebut dapat berkembang. Pendekatan neo-vernakular Sunda dinilai selaras karena adanya penggabungan unsur modern dan tradisional yang menjadi kultur budaya setempat. Penerapan material alami, ornamen, dan nilai kosmologis
Kata Kunci: Globalisasi, Agrowisata, Budaya Sunda, Neo-vernakular

ABSTRACT
In this era of globalization, the rising generation in Indonesia has began to lose their identity and desire to learn about the cultural heritage of their ancestors. Particularly in the region of West Java, which is rich in its continuous philosophy with natural aspects, the rising generation is less inclined to delve into the fundamental aspects of the abundant environment and culture. Therefore, there is a need for an interactive and educational environmental approach to capture the public's interest in line with the evolving times. The
development of a West Java cultural theme park based on agrotourism in the Situ Cileunca area of Bandung is considered a potential solution to this issue. Specifically, in the village of Cibuluh, designated as an "Agrotourism Village" by the government, it has become the main point of the area's development. Agrotourism activities can improve the community's well-being and enhance interest in purchasing local plant varieties, as well as foster enthusiasm for the West Java regional culture that utilizes the local human resources. This presents a promising opportunity for the region to flourish. The neo-vernacular Sundanese approach is deemed harmonious due to the integration of modern and traditional elements that constitute the local cultural heritage. The application of natural materials, ornaments, and the distinctive cosmological values of West Java, presented in a modern context, will yield a unique new design.
Keywords: Globalization, Agrotourism, Sundanese Culture, Neo-Vernacular