PENERAPAN PRINSIP LINGKUNGAN TERAPEUTIK PADA PERANCANGAN SENIOR LIVING DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Keywords:
Arsitektur, Senior Living, Terapeutik, TerapiAbstract
Abstrak
Memory Senior Living adalah suatu senior living yang memberikan terapi kepada para penghuninya agar kondisi mereka dapat terjaga dan tidak terjadi penurunan. Kondisi fisik dan psikologis lansia sangatlah rentan. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengurus para lansia, antara lain menjaga asupannya, fisiknya, dan psikologisnya. Hal-hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan terapi baik secara langsung maupun tidak langsung pada lansia ini. Dengan adanya perancangan Memory Senior Living yang berlokasi pada Jl. Raya Lembang ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para lansia, dimana fasilitas ini dikembangkan dengan tema lingkungan terapeutik yang dapat memenuhi semua kebutuhan lansia baik secara fisik maupun secara psikologi. Beberapa aspek yang diperhatikan sebagai konsep senior living ini yaitu warna, suara, dan emosi. Penerapan warna pada senior living ini menggunakan warna-warna alam yang dapat membuat penghuni merasa nyaman, tenang, dan rileks. Untuk aspek suara senior living ini memanfaatkan unsur alam seperti pepohonan dan hewan seperti burung yang akan datang ke tapak, selain itu pepohonan akan mengurangi kebisingan dari jalan raya agar tidak terjadi suara berisik saat berada di hunian. Lalu yang terakhir aspek emosi, hal ini ditangani dengan menggunakan ruang komunal dimana para lansia dapat saling berinteraksi dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menstimulasi panca indra dan ingatan mereka. Tujuan dari penerapan konsep ini adalah untuk menghadirkan lingkungan yang holistik dan mendukung bagi para lansia di Memory Senior Living.
Kata Kunci: Arsitektur, Senior Living, Terapeutik, Terapi
Abstract
Memory Senior Living is a senior living facility that provides therapy to its residents to ensure their well-being and prevent decline. The physical and psychological conditions of the elderly are particularly vulnerable, requiring careful attention to aspects such as nutrition, physical health, and psychological well-being. These aspects can be addressed through direct and indirect therapeutic approaches. The establishment of Memory Senior Living on Jl. Raya Lembang aims to meet the diverse needs of the elderly. Developed with a therapeutic environment theme, this senior living facility focuses on fulfilling both physical and psychological requirements. Key aspects considered as concept in the design include color, sound, and emotions. The color scheme incorporates natural tones to create a comfortable, tranquil, and relaxing atmosphere. Regarding sound, the facility leverages natural elements such as trees and birds to minimize noise pollution from nearby roads. Lastly, emotional well-being is addressed through communal spaces where residents can interact and engage in activities that stimulate their senses and memories. The goal of applying this concept is to provide a holistic and supportive environment for the elderly residents at Memory Senior Living.
Keywords: Architecture, Senior Living, Therapeutic, Therapy
References
A. Demami and T. Azzahra, “Perancangan Senior Living dengan Pendekatan Arsitektur Biophilic di Kabupaten Bogor,” Institut Teknologi Indonesia, 2023.
G. Dwinovianus, O. Benyamin Gunawan, A. Nadia, and D. Fireza, “Studi Paska Hunian: Kinerja Penerapan Arsitektur Terapeutik pada Panti Werdha - Kasus studi: Sasana Tresna Werdha Caritas,” J. Archit. Innov., vol. 6, no. 1, 2022, doi: https://doi.org/10.36766/aij.v6i1.294.
V. R. Nofia, “Hubungan Pengetahuan dan Jenis Kelamin Perawat dengan Penerapan Komunikasi Terapeutik kepada Pasien,” J. Med. Saintika, vol. 7, no. 2, pp. 55–63, 2016, doi: http://dx.doi.org/10.30633/782220162017%25p1.
F. Ayuningtyas and W. Prihatiningsih, “Komunikasi Terapeutik pada Lansia di Graha Werdha Aussi Kusuma Lestari, Depok,” Mediat. J. Komun., vol. 10, no. 2, pp. 201–215, 2017, doi: 10.29313/mediator.v10i2.2911.
R. W. Kalengkongan and J. Jamaludin, “Pendekatan Therapeutic Environment terhadap Desain Interior Jakarta Eye Center,” e-Proceeding Fak. Arsit. dan Desain Itenas, vol. 01, no. 01, pp. 93–99, 2022.
Y. F. Gunawan and T. E. Darmayanti, “Pengaruh Warna terhadap Psikologi User di Zen Family Spa & Reflexology Bandung,” REKAJIVA J. Desain Inter., vol. 1, no. 1, pp. 14–28, 2022, Accessed: Jan. 28, 2024.
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/REKAJIVA/article/view/6221.
A. Ainurrafiq, R. Risnah, and M. U. Azhar, “Terapi Non Farmakologi dalam Pengendalian Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi: Systematic Review,” Media Publ. Promosi Kesehat. Indones., vol. 2, no. 3, pp. 192–199, 2019, doi: https://doi.org/10.56338/mppki.v2i3.806.
S. Ivanalie, P. E. D. Tedjokoesoemo, and F. P. Suprobo, Ruang Bagi Demensia “Merancang Ruang Ramah Penderita Demensia,” no. 1. Surabaya: LPPM Universitas Kristen Petra, 2022.
V. Lidayana, M. R. Alhamdani, and V. Pebriano, “Konsep dan Aplikasi Healing Environment dalam Fasilitas Rumah Sakit,” J. Tek. Sipil Univ. Tanjungpura, vol. 13, no. 2, pp. 417–428, 2013, doi: https://dx.doi.org/10.26418/jtst.v13i2.4619.
I. Song, K. Baek, C. Kim, and C. Song, “Effects of Nature Sounds on The Attention and Physiological and Psychological Relaxation,” Urban For. Urban Green., vol. 86, 2023, doi: https://doi.org/10.1016/j.ufug.2023.127987