PENERAPAN KONSEP MOVEMENT ARCHITECTURE PADA BANGUNAN MICE UNTUK MENDUKUNG FLEKSIBILITAS DI KOTA BANDUNG

Authors

  • Muhammad Faqih Alaudin Sidiq
  • Tecky Hendrarto

Keywords:

Aksesibilitas, Fleksibilitas, MICE, Movement

Abstract

Abstrak
Bangunan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) merupakah sebuah konsep bangunan yang menyatukan beberapa fungsi dalam satu gedung atau kawasan. Pada saat ini di Indonesia khususnya Kota Bandung masih belum banyak bangunan yang mendukung konsep MICE. Penerapan konsep Movement Architecture berfokus pada pengaturan ruang dalam atau area publik yang memperhatikan fleksibilitas. Dengan kata lain perancangan ruang dalam dan luar bangunan memperhatikan aluran lalu lintas penggunanya, seperti arah gerakan, aksesibilitas, dan pengalaman pengguna. pendekatan Movement Architecture menjadi kunci untuk perancangan bangunan MICE yang fleksibel. Aspek berkesinambungan sangat penting dalam sebuah bangunan MICE. Bangunan MICE membutuhkan area yang luas dan bangunan yang luas, sehingga faktor itu sangat memengaruhi. konsep Movement Architecture juga dapa memberikan pengalaman yang baru bagi pengunjung, karena setiap datang bentuk dari ruang akan berubah mengikuti kebutuhan dari pengguna itu sendiri. Bangunan MICE juga diharapkan dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Pada beberapa tahun yang akan datang bangunan MICE masih dapat mendukung kegiatan- kegiatan yang mungkin ada di masa yang akan datang. Penerapan konsep MICE dapat diaplikasikan pada beberapa bagian pada bagian interior maupun exterior bangunan, seperti bentuk façade, bentuk pola lantai, fungsi ruang dalam, dan lain lain.
Kata Kunci: Aksesibilitas, Fleksibilitas, MICE, Movement

Abstract
MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) building is a building concept that unites several functions in one building or area. At this time in Indonesia, especially Bandung, there are still not many buildings that support the MICE concept. The application of the Movement Architecture concept focuses on organizing indoor space or public areas that pay attention to flexibility. In other words, the design of the inner and outer space of the building pays attention to the flow of user traffic, such as the direction of movement, accessibility, and user experience. Movement Architecture approach is the key to designing flexible MICE buildings. The sustainable aspect is very important in a MICE building. The MICE building requires a large area and a large building, so that factor is very influential. the Movement Architecture concept can also provide a new experience for visitors, because every time they come the shape of the space will change following the needs of the user itself. The MICE building is also expected to be used for a long period of time. In the next few years the MICE building can still support activities that may exist in the future. The application of the MICE concept can be applied to several parts of the interior and exterior of the building, such as the shape of the façade, the shape of the floor pattern, the function of the interior space, and others.
Keywords: Accessibility, Flexibility, MICE, Movement

References

C. S. D. Kusuma, “Mice- Masa Depan Bisnis Pariwisata Indonesia,” Efisiensi - Kaji. Ilmu Adm., vol. 16, no. 2, pp. 52–62, 2019, doi: 10.21831/efisiensi.v16i2.27420.

M. R. Alamsyah and T. Hendrarto, “Penerapan Konsep Green Architecture Pada Perancangan Cileunca Experience Theme,” J. Archit., vol. 3, no. 2, pp. 577–586, 2023.

I. Surasetja, “Fungsi, ruang, bentuk dan ekspresi dalam arsitektur,” Bahan Kuliah Pengantar Arsit., pp. 1–13, 2007.

A. B. Mohammed, “The concept of dynamism and movement in architecture,” J. Eng. Appl. Sci., vol. 66, no. 1, pp. 47–69, 2019.

D. Fuadiya, A. H. Purnomo, and K. N. Handayani, “PRINSIP FLEKSIBILITAS RUANG DALAM ARSITEKTUR Pada Perancangan Bangunan Solo Creative Hub,” Januari, vol. 3, no. 1, pp. 126–135, 2020.

K. L. Ratnasari, “Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan Kompleks TK Dan SD Di Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat,” Skripsi, pp. 49–75, 2014, [Online]. Available: http://e-journal.uajy.ac.id/6808/4/TA313524.pdf

R. Dewanto and A. B. Purnomo, “Kriteria Desain Tampak Gedung Rektorat Bina Nusantara Terhadap Preferensi Sivitas Akademik,” Pros. Semin. …, pp. 1–7, 2019, [Online]. Available: https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/semnas/article/view/5719/0%0Ahttps://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/semnas/article/download/5719/4480

S. P. T. T. R. T. 148 P. R. P. Hill and P. S. B. Sejati, “Pengertian Struktur Atap,” Univ. Int. Batam, 2019.

P. D. S. Mayanti and N. Nurmaidah, “Evaluasi Perencanaan Pelat Lantai Pada Gedung Yayasan Pendidikan Saffiyatul Amaliyyah Jalan Kemuning Medan,” J. Rekayasa Konstr. Mek. Sipil, vol. 04, pp. 9–20, 2021, doi: 10.54367/jrkms.v4i1.1166.

R. Y. Nugraha and T. Hendrarto, “Rancangan Gedung Parahyangan Convention And Exibhition Center Dengan Menerapkan Konsep Arsitektur Futuristik,” pp. 1–9.

F. O. P. Siregar, “Utara dalam hal ini Kota Manado, masih merupakan destinasi potensial MICE. Dalam rangka menuju destinasi MICE yang existing sekaligus 1 2,” no. Pembimbing 1, pp. 186–197.

Downloads

Published

2024-09-05

Issue

Section

2024 Arsitektur