REPRESENTASI POLA “TRI TANGTU” SUNDA PADA BANGUNAN MICE DI KOTA BANDUNG
Keywords:
Budaya, MICE, Representasi, Tri TangtuAbstract
Abstrak
Majunya era modern membuat budaya lokal perlahan mulai terlupakan, oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk tetap menjaga kekayaan budaya yang ada. Salah satunya adalah dengan merepresentasikan nilai Tri Tangtu pada perancangan bangunan MICE. “Tri Tangtu” merupakan salah satu budaya dari Kota Bandung yang berarti tiga nilai yang menjadi satu kesatuan. Tri Tangtu diterapkan pada bangunan dengan cara menggabungkan tiga nilai hubungan antara bangunan dengan manusia, bangunan dengan lingkungan, serta manusia dengan lingkungan sekitarnya demi menghasilkan sebuah desain yang menjadi satu kesatuan agar bangunan ini dapat memberi manfaat bagi manusia dan lingkungan sekitar. Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan bangunan ini berupa 5 tahapan penting yaitu berupa tahap persiapan, survey, studi, konsep, dan tahapan perancangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa desain bangunan MICE yang mengintegrasikan nilai dari Tri Tangtu dapat menciptakan sebuah ruang yang harmonis dan fungsional dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan manusia sebagai penggunanya, adaptif terhadap iklim sekitar dengan cara memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami dalam bangunan, penggunaan material yang ramah lingkungan, serta pemanfaatan lahan hijau dengan tersedianya rain garden dan taman-taman hijau yang selain berperan sebagai daerah resapan air juga berperan sebagai ruang terbuka hijau untuk masyarakat sekitar menikmati area bangunan.
Kata Kunci: Budaya, MICE, Representasi, Tri Tangtu
Abstract
The advancement of the modern era means that local culture is slowly being forgotten, therefore efforts are needed to maintain the cultures. One of them is by representing the Tri Tangtu values in the design of MICE buildings. "Tri Tangtu" is a culture from the city of Bandung which means three values that become one unit. Tri Tangtu is applied to the building by integrating three key relationships: between the building and its users, between the building and its environment, and between the users and their surrounding environment. This approach aims to create a cohesive design that benefits both people and the surrounding environment. The research method involves five crucial stages: preparation, survey, study, concept, and design. The findings indicate that a MICE building design incorporating the Tri Tangtu value can create a harmonious and functional space. It emphasizes user comfort and safety, climate adaptability through natural lighting and ventilation, the use of environmentally friendly materials, and the incorporation of green spaces such as rain gardens and green parks, which serve both as water absorption areas and public open spaces for the community to enjoy the building and the environment to all.
Keywords: Culture, MICE, Representation, Tri Tangtu
References
R. S. M. Permana, “Makna Tri Tangtu Di Buana Yang Mengandung Aspek Komunikasi Politik Dalam Fragmen Carita Parahyangan,” J. Kaji. Komun., vol. 3, no. 2, pp. 173–191, 2015, doi: 10.24198/jkk.vol3n2.8.
T. Rusmana, “Rekontruksi Nilai-Nilai Konsep Tritangtu Sunda Sebagai Metode Penciptaan Teater Ke Dalam Bentuk Teater Kontemporer,” vol. 33, 2018.
J. Sumardjo, “Kosmologi dan Pola Tiga Sunda,” Imaji, vol. 4, no. 2, pp. 101–110, 2009.
A. A. Noor, “Pengertian MICE (Meeting Incentive Conference Exhibition),” Manaj. Event, pp. 1–34, 2017, [Online]. Available: https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/SPAR4316-M1.pdf
D. Komala Ayu and J. H. Sinaulan, “Pengaruh Insentif dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bintang Satoe Doea,” J. Ekon., vol. 20, no. 3, pp. 373–383, 2018.
B. F. Annisa, “LKP: Pengelolaan Konferensi dan Rapat Menggunakan Sistem Blended di DIII Administrasi Perkantoran,” 2020, [Online]. Available: https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/5361/%0Ahttps://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/5361/1/18390150011-2020-UNIVERSITAS DINAMIKA.pdf
R. Soviana and Ok, “Spesifikasi Job Description Meeting Planner dalam Kegiatan MICE pada PT Hariyono Tour and Travel Cabang Malang,” J. Tour. Creat., vol. 1, no. 1, p. 11, 2017.
M. C. J. Wuwung, D. Budiana, and C. A. Wijayanti, “Representasi Budaya Jawa dalam Film Tilik,” J. E-Komunikasi, vol. 9, no. 2, pp. 1–9, 2021.
Z. G. Rahmatullah and Saraswati, “Kajian Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Budaya Lokal di Kampung Adat Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya,” J. Ris. Perenc. Wil. dan Kota, vol. 1, no. 2, pp. 99–106, 2021, doi: 10.29313/jrpwk.v1i2.372.
R. Rizki, G. Faisal, and Y. Firzal, “Implementasi Konsep Arsitektur High-Tech Pada Desain Fitness and Wellness Center di Pekanbaru,” Arsitektura, vol. 18, no. 2, p. 291, 2020, doi: 10.20961/arst.v18i2.42871.