PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR BIOMIMIKRI PADA GEDUNG KESENIAN DI KOTA BARU PARAHYANGAN BANDUNG
Keywords:
Arsitektur Biomimikri, Gedung Kesenian, SeniAbstract
Abstrak
Perkembangan kesenian pada saat ini sangatlah kreatif dan inofatif. Hal ini dikarenakan banyaknya seniman yang menyesuaikan karyanya dengan era modern saat ini sehingga seni yang ada menjadi terbarukan. Salah satunya pada seni musik yang sangat disukai oleh hampir semua kalangan. Banyaknya pertunjukan musik yang diselenggarakan mengharuskan adanya fasillitas yang dapat
menampung kebutuhan pertunjukan tersebut. Pengunjung yang datang dalam sebuah pertunjukan musik tidak hanya dari satu kota saja tetapi dari luar kota maupun mancanegara. Oleh karena itu, fasilitas gedung pertunjukan dapat membantu untuk mewadahi atau tempat para seniman menunjukan karyanya dan pegunjung dapat menikmati seni tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendesain
sebuah bangunan gedung kesenian yang tidak hanya memperhatikan bagian dalam bangunannya saja tetapi, perlu diperhatikan juga lingkungan sekitar bangunan yang dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah pada bangunan yang akan dibangun. Hal ini juga dapat meminimalisir kerusakan alam yang terjadi. Oleh karena itu, penerapan arsitektur biomimikri bisa dikatakan sebagai solusi dari
permasalahan tersebut. Arsitektur biomimikri adalah arsitektur yang menjadikan alam sebagai konsep arsitektural. Meniru atau menyalin suatu kehidupan makhluk hidup dan menerapkannya pada bangunan baik dari segi fasad, material, dan bentuk. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan mengkaji lebih dalam suatu kehidupan makhluk hidup yang dipilih.
Penerapan konsep arsitektur ini tidak hanya pada bangunan saja tetapi pada bentuk lahan sekitar bangunan. Data lokasi didapatkan dengan melalukukan survey dan pengumpulan data lainnya melalui studi banding dan studi literatur.
Kata Kunci: Arsitektur Biomimikri, Gedung Kesenian, Seni
Abstract
The development of art at this time is very creative and innovative. This is because many artists are adapting their work to the current modern era so that existing art becomes renewable. One of them is the art of music which is loved by almost all groups. The large number of musical performances that are held requires the existence of facilities that can accommodate the needs of these performances. Visitors who come to a music performance do not only come from one city but from outside the city or abroad. Therefore, performance building facilities can help to provide a place for artists to show their work and visitors can enjoy the art. The aim of this research is to design an arts building that not only pays attention to the inside of the building but also pays attention to the environment around the building which can be used as added value to the building to be built. This can also minimize natural damage that occurs. Therefore, the application of biomimicry architecture can be said to be a solution to this problem. Biomimicry architecture is architecture that uses nature as an architectural concept. Imitating or copying the life of a living creature and applying it to a building in terms of facade, material and shape. The method used in this research is qualitative by examining in more depth the life of the selected living creatures. The application of this architectural concept is not only on buildings but also on the shape of the land around the building. Location data was obtained by conducting surveys and collecting other data through comparative studies and literature studies.
Keywords: Biomimicry Architecture, Arts Building, Art
References
Adianti, I., & Ayuningtyas, N. V. (2021). Penerapan Prinsip Dasar Akustik pada Perancangan Auditorium Driyakara Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 18(1), 71–77. https://doi.org/10.23917/sinektika.v18i1.13324
Almatisha, S. F., Dermawati, D., & Puspatarini, R. A. (2019). Implementasi Pendekatan Arsitektur Biomimikri Melalui Penggunaan Self-Cleaning Concrete Pada Perancangan Marine Research Centre Dan Oceanarium. Prosiding Seminar Intelektual Muda, 1(2), 280–285.
https://doi.org/10.25105/psia.v1i2.6624
Budi, I., Zuyyinati, S., Thojib, J., & Sujudwijono, N. (2015). Penerapan Elemen-elemen Akustika Ruang Dalam Pada Perancangan Auditorium Mono-Fungsi, Sidoarjo-Jawa Timur.
Chariyah, R. (2017). Aplikasi Kenyamanan Termal pada Bangunan Arsitektur Biomimikri untuk Mendukung Efisiensi Energi (Studi Kasus bangunan Watercube dan Eastgate Centre). Energi Efficient for Sustainable Living, 87–101.
Desiana, S. (2015). Pusat Sinema Bandung (Bandung Cinema Center). Universitas Pendidikan Indonesia. http://repository.upi.edu/20221/5/S_TB_1104148_Chapter2.pdf
Latifah, N. L. (2022). Kualitas Akustik pada Auditorium dengan Konsep Arsitektur Biomimikri Contoh Kasus: Teater IMAX Keong Emas. Jurnal Arsitektur TERRACOTTA, 3(3). https://doi.org/10.26760/terracotta.v3i3.6848
Malikulhaq, R. (2022). Tinjauan Fasilitas Auditorium Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis Di Jakarta. E-Proceeding Itenas, 1(01), 43–50.
https://eproceeding.itenas.ac.id/index.php/fad/article/view/1205/1109
Muhsin, A. (2020). Pengaruh Penggunaan Material Bambu Terhadap Fasad Bangunan Amfiteater Taman Buah Mekarsari Bogor. Jurnal Arsitektur TERRACOTTA, 2(1), 1–11. https://doi.org/10.26760/terracotta.v2i1.4315
Narita, E. (2014). Gedung Pertunjukan Seni di Tepian Sungai Kapuas. Jurnal Online Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura, 02(2), 184–203.
Nasution, F. A., Aldy, P., & Susilawaty, M. D. (2020). Kajian Arsitektur Biomimikri Dalam Perancangan Rokan Hulu Butterfly Park and Conservation Center. Jurnal Arsitektur ZONASI, 3(3), 322–337. https://doi.org/10.17509/jaz.v3i3.26876