PENERAPAN INTEGRASI ARSITEKTUR ANALOGI DAN KONTEMPORER PADA RANCANGAN “JAVA DWIPA EXHIBITION CONVENTION” DI KIARACONDONG, KOTA BANDUNG
Keywords:
Pariwisata, Arsitektur, Integrasi, Analogi, KontemporerAbstract
Abstrak
Sektor pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia, Kota Bandung merupakan salah satu kota yang berpotensi sebagai kawasan pariwisata dengan menggali kekayaan budaya lokal dan sejarah arsitekturnya. Java Dwipa Exhibition Convention merupakan bangunan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) di Jalan Kiaracondong, yang dirancang dengan integrasi arsitektur analogi dan arsitektur kontemporer. Pendekatan ini diterapkan pada berbagai aspek desain, bentuk bangunan yang beranalogikan kujang senjata tradisional sunda, material kontemporer, dan tata letak ruang sesuai dengan kebudayaan lokal. Dengan menciptakan fasilitas yang mampu mendukung kegiatan MICE juga memperkaya pengalaman melalui koneksi budaya dan estetika lokal. Hasil perancangan Java Dwipa Exhibition Convention menghasilkan bentuk bangunan dari transformasi bentuk kujang yang disederhanakan, penggunaan secondary skin pada fasad yang menghasilkan refleksi cahaya pada area hall dan memiliki arti tersendiri bagi kepercayaan masyarakat sunda, tema ini juga diterapkan pada zoning ruang dalam yang disebut zona triloka yang terdiri dari, Zona Bumi yang memiliki banyak interaksi manusia di lantai dasar seperti entrance, hall, lobby, dan public space. Zona Kawula di lantai mezzanine yang menyediakan fungsi pendukung dimana terdapat area retail, dan foodcourt. Zona Swarga di lantai tiga dimana kondisi pada zona ini lebih tenang dengan fungsi yang ada adalah area konvensi, dan ruang meeting.
Kata Kunci: Pariwisata, Arsitektur, Integrasi, Analogi, Kontemporer
Abstract
The tourism sector is one of the largest contributors to foreign exchange for Indonesia, the city of Bandung is one of the cities that has the potential to be a tourism area by exploring the richness of local culture and its architectural history. Java Dwipa Exhibition Convention is a MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) building on Jalan Kiaracondong, which is designed with the integration of analogue architecture and contemporary architecture. This approach is applied to various aspects of design, building shapes that are analogous to traditional Sundanese weapon kujang, contemporary materials, and space layout in accordance with local culture. By creating facilities that are able to support MICE activities, it also enriches the experience through local cultural and aesthetic connections. The results of the Java Dwipa Exhibition Convention's design resulted in the shape of the building from the transformation of the simplified shape of the kujang, the use of secondary skin on the façade that produces light reflection in the hall area and has its own meaning for the beliefs of the Sundanese people, this theme is also applied to the zoning of the inner space called the triloka zone which consists of, the Earth Zone which has a lot of human interaction on the ground floor such as the entrance, hall, lobby, and public space. The Kawula Zone on the mezzanine floor provides supporting functions where there is a retail area, and a food court. The Swarga Zone on the third floor where the conditions in this zone are calmer with existing functions such as a convention area, and a meeting room.
Keywords: Tourism, Architecture, Integration, Analogy, Contemporary
References
Ilham, M., Affandi1, F., Kustianingrum2, D., Arsitektur, S., Arsitektur, F., & Desain, D. (n.d.). ARSITEKTUR METAFORA PADA PERANCANGAN AQUATIC LAND THEME PARK DI BANDUNG.
Scudpatria, Y. S. (2014). LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RATU BOKO MICE PLACE CENTER DI KABUPATEN SLEMAN.
Efisiensi -Kajian, J., Administrasi, I., Syarifa, C., & Kusuma, D. (2019). Mice-Masa Depan Bisnis Pariwisata Indonesia (Chusnu Syarifa Diah Kusuma) MICE-MASA DEPAN BISNIS PARIWISATA INDONESIA. In Edisi Agustus: Vol. XVI (Issue 2).
Muslimin, M., Ashadi, A., & Anisa, A. (2020). The Kajian Konsep Arsitektur Analogi Pada Bangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi Dan Museum Komodo. Journal of Architectural Design and Development, 1(2), 133. https://doi.org/10.37253/jad.v1i2.802
Broadbent, Geoffrey; Ward, Anthony. (1973). Design in Architecture : Architecture and the Human Sciences. New York: John Wiley & Sons.
Muslimin1, A. F., Prabowo, A. H., Wijayanto, P., & Kridarso, E. R. (2023). PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER PADA RANCANGAN BANGUNAN INDONESIA CONVENTION AND EXHIBITION DI BUMI SERPONG DAMAI, TANGERANG Application of The Contemporary Architecture Approach to Indonesian Building Conventions And Exhibitions.
Jencks, Charles. (2011). The Story of Post-Modernism. Five Decades of the Ironic, Iconic and Critical in Architecture. London : John Wiley and Sons Ltd.
Anaya Nabilla Antari Terenggana, S., Raya Prabumulih, J. K., & Selatan, S. (2014). ANALISA PERHITUNGAN PILE-RAFT FOUNDATION PADA PROYEK THE 18 OFFICE PARK JAKARTA. In Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan (Vol. 2, Issue 3).
Sihombing, R. P., Desilia, R. Y., Nurhasanah, S., & Rachman, F. A. (2021). Kontekstualisme Elemen Fasad Hotel Ibis Styles Braga Terhadap Fasad Bangunan Eks Bank Denis. Jurnal Arsitektur TERRACOTTA |, 2(2), 91–99.
Putri, A., Tyas, W. I., & Subekti, D. B. (2023). PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR SUNDA PADA PERANCANGAN THEME PARK DI PANGALENGAN.
Ramdhani, F. E., Kustianingrum, D., & Muhsin, A. (n.d.). PENERAPAN ARSITEKTUR MID CENTURY MODERN TERHADAP RUMAH RAMAH LANSIA LUMIERE SENIOR LIVING DI KABUPATEN BANDUNG.
