KONSEP ARSITEKTUR BIOFILIK PADA PERANCANGAN WANA BUMI YOUTH CENTER PENUNJANG PRODUKTIFITAS GEN Z BANDUNG
Keywords:
Arsitektur, Biofilik, Generasi MudaAbstract
Abstrak
Produktivitas Gen Z Pasca Covid merupakan salah satu isu penting yang sering menjadi perhatian, khususnya kurangnya aktivitas diluar ruangan, dibidang musik, tari, dan produk digital yang positif serta interaksi sosial . Peningkatan tekanan sosial serta stres akibat rutinitas harian menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya sikap produktif dan kreatif. Lingkungan memegang peranan penting dalam mendukung kesejahteraan psikologis seseorang, sehingga dibutuhkan ruang atau fasilitas yang mampu menghadirkan suasana nyaman dan menenangkan dari lingkungan luar kedalam bangunan. Pendekatan arsitektur biofilik yang menerapkan tema Nature in Space, akan menghubungkan Visual Connection with Nature, Dynamic & Diffuse Light, Presence of Water didukung oleh desain lanskap. Perancangan dilakukan berdasarkan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis, menghasilkan rancangan bangunan berupa produk akhir. Visual Connection with Nature tercipta pada Inner Court yang memusat ke tengah bangunan dan co-working space memiliki hubungan langsung dengan alam sehingga meningkatkan kinerja dan mengurangi rasa jenuh Ketika melihat dinding dan plafon dalam ruangan. Presence of Water terdapat pada area landskap sebagai support untuk suasana alam yang menjadi element penting yaitu air pada bangunan Youth Fasilites, serta memanfaatkan pencahayaan alami melalui bukaan untuk pencahayaan kedalam ruangan dan tanaman yang bertujuan mengurangi intensitas cahaya masuk pada ruangan yang dimana tema Dynamic & Diffuse Light diterapkan
Kata kunci: Arsitektur, Biofilik, Generasi Muda
Abstract
Gen Z's productivity after Covid is a key issue that often becomes a concern, particularly the lack of outdoor activities, such as music, dance, and positive digital products, and social interaction. Increased social pressure and stress due to daily routines are among the factors causing a decline in creative productivity. The environment plays an important role in supporting a person's psychological well-being, so spaces or facilities are needed that can bring a comfortable and calming atmosphere from the outside environment into the building. The biophilic architectural approach that applies the Nature in Space theme will connect Visual Connection with Nature, Dynamic & Diffuse Light, and Presence of Water, supported by landscape design. The design is carried out based on qualitative methods with a descriptive-analytical approach, resulting in a building design in the form of a final product. Visual Connection with Nature is created in the Inner Court, which is centered in the center of the building, and the co-working space has a direct connection with nature, thereby increasing performance and reducing boredom when looking at the walls and ceilings in the room. The presence of water is found in the landscape area as a support for the natural atmosphere which is an important element, namely water in the Youth Facilities building, as well as utilizing natural lighting through openings for lighting into the room and plants that aim to reduce the intensity of light entering the room where the Dynamic & Diffuse Light theme is applied.
Keywords: Architecture, Biophilic, Youth
References
E. Ekowarni, “Kenakalan Remaja: Suatu Tinjauan Psikologi Perkembangan,” Bul. Psikol., vol. 1, no. 2, pp. 24–27, 2016.
N. Sukmana and U. Langlangbuana, “Jurnal Darma Agung PERAN PENDIDIKAN DALAM MENYONGSONG BONUS DEMOGRAFI MENUJU INDONESIA EMAS TAHUN 2045 Nano Sukmana Nano Sukmana , Peran Pendidikan Dalam Menyongsong Bonus terhadap dunia Pendidikan .
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional jumlah penduduk ,” pp. 306–316, 2024.
K. Z. Saputro, “Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja,” Apl. J. Apl. Ilmuilmu Agama, vol. 17, no. 1, p. 25, 2018, doi: 10.14421/aplikasia.v17i1.1362.
B. D. Sasmita, D. Indrosaptono, and D. Iswanto, “Youth Center di Semarang,” Imaji, vol. 3, pp. 89–98, 2018.
P. S. Arsitektur and F. Arsitektur, “Implementasi Prinsip Nature in the Space Pada Medical,” vol. 2, no. 2, 2022.
I. B. Idedhyana, M. M. Rijasa, and A. W. Saidi, “Desain Biofilik pada Gedung Sekretariat dan Laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai,” Arsir, vol. 5, no. 2, p. 135, 2022, doi: 10.32502/arsir.v5i2.3764.
S. Laily, J. I. Kindangen, and O. H. A. Rogi, “Pusat Inovasi di Kota Bitung Manifestasi Nature In The Space Patterns Dalam Arsitektur Biofilik 1,” J. Arsit. DASENG, vol. 11, no. 1, pp. 1–14, 2022, [Online]. Available: https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/daseng/article/view/46747%0Ahttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/daseng/article/download/46747/41725
A. Y. Krismani and Y. S. Pambudi, “Agerippa Yanuranda Krismani ,Yonathan Suryo Pambudi 108 Pelapis Atap Metal Sebagai Peredam Suara,” no. November, pp. 108–117, 2021, [Online]. Available: https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium,
M. Fatahillah and M. Risnawaty, “Perencanaan sekolah dasar alam di samarinda dengan pendekatan konsep biofilik,” vol. 05, no. 02, pp. 10–20, 2024.
E. Of, I. Court, P. On, D. Of, and C. Building, “PENGARUH OLAHAN INNER COURT TERHADAP dengan simulasi perbandingan cahaya alami yang didapat dengan adanya inner court,” vol. 5, no. 1, pp. 47–60, 2023.
K. Cai, W. Mu, Q. Zhang, Z. Jin, and D. Wang, “Study on the Application of,” Chinese J. Ethnomedicine Ethnopharmacy, vol. 25, no. 13, pp. 147–149, 2010, doi: 10.32315/JDLBI.v1i2.417.