PENERAPAN KONSEP BIOFILIK PADA BANGUNAN YOUTH FACILITIES “VITA NATURAE” DI KECAMATAN BOJONGSOANG

Abstract

Abstrak
Kecamatan Bojongsoang sebagai wilayah urban dengan populasi remaja yang tinggi menghadapi permasalahan minimnya ruang publik yang mendukung aktivitas kreatif dan sosial. Di sisi lain, kualitas lingkungan yang menurun akibat urbanisasi dan polusi turut memperburuk kenyamanan dan kesehatan ruang bagi generasi muda. Tema yang diangkat dalam perancangan ini adalah arsitektur biofilik sebagai pendekatan desain yang mengintegrasikan unsur alam ke dalam ruang binaan secara langsung, tidak langsung, maupun simbolis. Melalui penggabungan konsep ekologis dan budaya lokal, proyek ini bertujuan menciptakan ruang yang fungsional, dan mampu memperkuat kesejahteraan psikologis pengguna. Metodologi yang digunakan berupa research by design dengan pendekatan kualitatif eksploratif, meliputi studi literatur, observasi lapangan, analisis kontekstual, dan keterlibatan pengguna dalam lokakarya desain partisipatif. Proses perancangan dilakukan melalui tahapan sistematis yang mencakup pemetaan kondisi eksisting, penyusunan program ruang, hingga visualisasi arsitektural. Hasil perancangan menunjukkan bahwa penerapan prinsip biofilik melalui zonasi tapak publik-semi publik, gubahan massa berbentuk sawah terasering dengan lorong pembelah untuk sirkulasi udara, fasad transparan ber-green wall dan green roof, ruang dalam berdenah multifungsi dengan cahaya alami serta material kayu, serta ruang luar seperti amfiteater dan roof garden, berhasil meningkatkan kenyamanan psikologis, memperkuat ikatan emosional pengguna dengan lingkungan, dan mendorong interaksi sosial yang lebih intensif.
Kata Kunci: Arsitektur biofilik, Bojongsoang, Desain partisipatif, Remaja, Youth facilities.

Abstract
Bojongsoang Sub-district as an urban area with a high youth population faces the problem of a lack of public spaces that support creative and social activities. On the other hand, declining environmental quality due to urbanization and pollution also worsens the comfort and health of the space for the younger generation. The theme raised in this design is biophilic architecture as a design approach that integrates natural elements into the built space directly, indirectly, and symbolically. Through the incorporation of ecological concepts and local culture, the project aims to create a space that is not only functional, but also able to strengthen the psychological well-being of users. The methodology used is research by design with an exploratory qualitative approach, including literature studies, field observations, contextual analysis, and user involvement in participatory design workshops. The design results show that the application of biophilic principles through public-semi-public zoning, a terraced rice field-shaped mass with air circulation corridors, transparent facades with green walls and green roofs, multifunctional interior spaces with natural light and wood materials, and outdoor spaces such as amphitheaters and roof gardens, successfully enhances psychological comfort, strengthens users' emotional connection with the environment, and encourages more intensive social interaction.
Keywords: Biophilic architecture, Bojongsoang, participatory design, youth, youth facilities.