PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR KONTEMPORER PADA PERANCANGAN YOUTH SPACE DI JALAN PAHLAWAN KOTA BANDUNG
Keywords:
Arsitektur Kontemporer, Kota Bandung, Kreativitas Anak Muda, Youth Space, Ruang PublikAbstract
Abstrak
Perkembangan teknologi serta kemajuan ekonomi kreatif mendorong generasi muda untuk terus berinovasi di berbagai bidang, mulai dari seni, wirausaha, hingga budaya populer. Namun, tidak semua wilayah memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang, mengembangkan, dan menyalurkan potensi kreatif tersebut secara optimal. Keterbatasan infrastruktur dan minimnya ruang interaksi seringkali menjadi hambatan bagi lahirnya ide-ide baru. Kota Bandung, sebagai bagian dari Jejaring Kota Kreatif UNESCO, memiliki peluang besar untuk menciptakan ruang publik yang dapat menjadi pusat interaksi, kolaborasi, edukasi, pertunjukan, dan ekspresi anak muda. Perancangan Youth Space ini dirumuskan sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut, mengusung pendekatan arsitektur kontemporer yang adaptif, inovatif, serta tanggap terhadap perkembangan sosial dan teknologi. Konsep Thriving Contemporary diterapkan untuk menciptakan ruang yang dinamis, berkembang, dan relevan dengan karakter generasi muda masa kini. Desainnya mengintegrasikan keberagaman fungsi, dukungan terhadap interaksi sosial, penguatan identitas komunitas, dan penerapan prinsip keberlanjutan lingkungan. Proses perancangan meliputi analisis kebutuhan pengguna, kajian karakter tapak, penyusunan zoning ruang, pengolahan massa bangunan, hingga eksplorasi elemen arsitektur kontemporer. Youth Space ini diharapkan menjadi fasilitas kreatif yang inklusif, inspiratif, mendorong kolaborasi lintas bidang, serta memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ekonomi kreatif, penguatan jejaring komunitas, peningkatan kualitas ruang kota, dan citra positif Bandung sebagai kota kreatif yang memberdayakan generasi muda.
Kata Kunci: Arsitektur Kontemporer, Kota Bandung, Kreativitas Anak Muda, Youth Space, Ruang Publik
Abstract
The rapid advancement of technology and the growth of the creative economy are driving young generations to continually innovate in diverse fields, including arts, entrepreneurship, and popular culture. However, not all regions provide adequate facilities to nurture, develop, and channel such creative potential. Limited infrastructure and the lack of interactive spaces often hinder the emergence of new ideas. Bandung, as a member of the UNESCO Creative Cities Network, holds significant potential to establish public spaces that serve as hubs for interaction, collaboration, education, performances, and youth expression. The Youth Space project is conceived as a response to this need, adopting a contemporary architectural approach that is adaptive, innovative, and responsive to social and technological developments. The Thriving Contemporary concept is applied to create spaces that are dynamic, evolving, and aligned with the lifestyle of today’s youth. The design integrates multifunctional programs, encourages social interaction, strengthens community identity, and applies environmental sustainability principles. The planning process involves user needs assessment, site character analysis, spatial zoning, massing strategies, and exploration of contemporary architectural elements. This Youth Space is envisioned as an inclusive and inspiring creative facility that fosters cross-disciplinary collaboration, contributing to the growth of the creative economy, strengthening community networks, enhancing urban space quality, and reinforcing Bandung’s image as a youth-empowering creative city.
Keywords: Bandung City, Contemporary Architecture, Public Space, Youth Creativity, Youth Space
References
F. Fitriyana, “Pengembangan Bandung Kota Kreatif Melalui Kekuatan Kolaboratif Komunitas,” J. Perenc. Wil. dan Kota B SAPPK, vol. 1, no. 1, pp. 1–8, 2012.
K. Pengantar, “71123-Laporan-Akhir-Kajian-Ikk-Bandung-Compressed-1-4Pdf_1706679173”.
N. F. Endriana, B. Joko, W. Utomo, and M. N. Mulki, “YOUTH CENTER DI KOTA MALANG TEMA : ARSITEKTUR PERILAKU Menurut penelitian Programme for International Students Assessment,” Pengilon, vol. 5, pp. 145–164, 2021.
A. Rolalisasi et al., “Identitas Dan Budaya Identitas Dan Budaya,” vol. 13, no. 2, pp. 198–207, 2023.
A. F. T. Syawal, “Perancangan Youth Center Dengan Pendekatan,” 2022.
N. Gusti, A. Trisnawati, I. Gede, S. Darmawan, M. Anggita, and W. Linggasani, “Pendekatan Arsitektur Kontemporer Pada Bangunan Youth Center Di Denpasar,” J. Ilm. Arsit. Univ. Warmadewa, vol. 9, no. 1, pp. 30–39, 2021, [Online]. Available: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/undagi/index
E. Y. Rahadian, W. Dwiastuti, N. A. Maretia, and B. Fitrian, “Pengaruh Secondary Skin Fasade Bangunan Terhadap Kualitas Pencahayaan Alami Ruang Kerja,” J. Arsit. TERRACOTTA, vol. 2, no. 2, 2021, doi: 10.26760/terracotta.v2i2.4688.
L. Kristanto and S. M. Oentoro, “Perception of Visual and Thermal Comfort in Working Area,” Lakar J. Arsit., vol. 7, no. 1, p. 53, 2024, doi: 10.30998/lja.v7i1.21484.
B. Chandra and L. Purwanto, “Alternatif Elemen Peneduh Untuk Penghematan Energi Pada Bangunan Tinggi,” J. Ilm. Arsit., vol. 12, no. 1, pp. 21–28, 2021.
D. Pujasesanti and A. Zein, “Tinjauan Desain Interior dengan Tema Modern Kontemporer pada Lobby Hotel Novotel Gajah Mada, Jakarta,” Lintas Ruang J. Pengetah. dan Peranc. Desain Inter., vol. 12, no. 1, pp. 29–39, 2024, doi: 10.24821/lintas.v12i1.12547.