PENERAPAN ARSITEKTUR TERAPEUTIK DALAM PERANCANGAN BANGUNAN YOUTH CENTER DI KOTA BANDUNG

Abstract

Abstrak
Tingginya angka gangguan kesehatan mental, kurangnya aktivitas fisik, serta minimnya fasilitas publik yang ramah remaja di Kota Bandung menjadi latar belakang utama dalam pengambilan tema arsitektur terapeutik pada perancangan Youth Center. Youth Center sebagai wadah pengembangan diri generasi muda perlu dirancang tidak hanya fungsional, tetapi juga mendukung aspek psikologis dan emosional penggunanya. Pendekatan arsitektur terapeutik dipilih karena mampu menciptakan lingkungan binaan yang berkontribusi terhadap penyembuhan, ketenangan, dan peningkatan kualitas hidup, terutama bagi Generasi Milenial dan Generasi Z yang rentan terhadap tekanan sosial, mental, dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif, melalui studi literatur, observasi tapak, dan analisis kebutuhan pengguna. Proses perancangan menekankan pada integrasi elemen alami, fleksibilitas ruang, pencahayaan alami, dan fasilitas multifungsi seperti ruang olahraga, ruang konsultasi psikologi, dan area kreatif. Hasilnya adalah rancangan Youth Center yang tidak hanya menjadi tempat beraktivitas, tetapi juga ruang penyembuhan dan ekspresi diri yang inklusif dan inspiratif. Diharapkan, perancangan ini dapat menjadi solusi terhadap minimnya ruang publik yang mendukung kesehatan mental dan kreativitas remaja, serta menjadi prototipe fasilitas serupa di kota-kota lain yang menghadapi tantangan serupa.
Kata kunci: Arsitektur terapeutik, Youth Center, Generasi Muda, Kesehatan Mental, Desain Berbasis Pengguna

Abstract
The high prevalence of mental health issues, lack of physical activity, and limited youth-friendly public facilities in Bandung serve as the main rationale for adopting the theme of therapeutic architecture in designing a Youth Center. As a space for youth development, a Youth Center should not only be functional but also support the psychological and emotional well-being of its users. Therapeutic architecture was chosen as the design approach because of its potential to create built environments that promote healing, calmness, and enhanced quality of life especially for Millennials and Generation Z, who are increasingly vulnerable to mental, social, and economic pressures. This study employs a qualitative approach with descriptive analysis methods, including literature review, site observation, and user needs analysis. The design process focuses on integrating natural elements, flexible spaces, natural lighting, and multifunctional facilities such as sports areas, psychological counseling rooms, and creative zones. The outcome is a Youth Center that functions not only as an activity hub but also as a healing and expressive space that is inclusive and inspiring. It is expected that this design can serve as a solution to the lack of public spaces supporting mental health and youth creativity, and become a prototype for similar facilities in other cities facing the same challenges.
Keywords: Therapeutic Architecture, Youth Center, Youth Generation, Mental Health, User-Centered Design