KONSEP ARSITEKTUR INTERAKTIF DALAM PERANCANGAN GUBAHAN MASSA DAN FASAD YOUTH CULTURE CENTER DI MAJAHLEGA, BANDUNG

Authors

  • Nasywa Az Zahra

Keywords:

Arsitektur Interaktif, Youth Cultural Center, Creative Flow Space, Ruang Kreatif, Bandung

Abstract

Abstrak
Bandung dikenal sebagai kota kreatif dengan komunitas seni dan budaya yang cukup aktif, namun kawasan Majahlega masih minim fasilitas yang mendukung ruang berekspresi generasi muda, khususnya Gen Z. Penelitian ini merancang Youth Cultural Center sebagai wadah seni, kolaborasi, dan interaksi sosial melalui pendekatan Arsitektur Interaktif. Tujuan perancangan adalah menghadirkan ruang publik yang fleksibel, adaptif, serta mampu mengakomodasi dinamika kreativitas anak muda sekaligus memperkuat identitas budaya lokal. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan tahapan observasi lapangan, studi literatur, analisis tapak, serta studi preseden. Konsep Creative Flow Space diterapkan untuk menghasilkan ruang yang responsif, multifungsi, dan partisipatif dengan pengolahan massa organik, sirkulasi yang mengalir, serta fasad yang dinamis. Kebaruan rancangan terletak pada penerapan arsitektur interaktif yang dipadukan dengan lanskap dan interior yang mendukung pengalaman ruang imersif, sehingga tidak hanya fungsional tetapi juga melibatkan pengguna secara aktif. Luaran desain berupa kompleks bangunan tiga massa yang mencakup auditorium, ruang kelas seni, galeri, co-working space, retail, food court, serta lanskap interaktif terbuka yang menjadi ruang sosial utama. Dengan pendekatan tersebut, Youth Cultural Center diharapkan dapat menjadi katalis pertumbuhan kreativitas berkelanjutan sekaligus ikon baru yang memperkuat seni dan budaya di Bandung.di Bandung.
Kata Kunci: Arsitektur Interaktif, Youth Cultural Center, Creative Flow Space, Ruang Kreatif, Bandung

Abstract
Bandung is recognized as a creative city with active art and cultural communities; however, the Majahlega area still lacks facilities that support spaces for youth expression, particularly for Generation Z. This study proposes the design of a Youth Cultural Center as a place for art, collaboration, and social interaction through an Interactive Architecture approach. The main objective of the design is to provide a public space that is flexible, adaptive, and capable of accommodating the dynamic creativity of young people while also strengthening the local cultural identity. The research applies a descriptive qualitative method through field observations, literature studies, site analysis, and precedent studies. The Creative Flow Space concept is implemented to create spaces that are responsive, multifunctional, and participatory, supported by organic massing, fluid circulation, and dynamic façades. The novelty of this design lies in the integration of interactive architecture with landscape and interior elements that enhance immersive spatial experiences, making the building not only functional but also engaging for users.The design output consists of a three-mass building complex accommodating an auditorium, art classrooms, galleries, co-working spaces, retail areas, a food court, and an open interactive landscape that serves as a central social space. With this approach, the Youth Cultural Center is expected to become a catalyst for sustainable creativity while also serving as a new cultural icon in Bandung.
Keywords: Inretactive Architecture, Youth Cultural Center, Creative Flow Space, Creative Space, Bandung

References

KEMENPAREKRAF, “Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” Deputi Bid. Kebijak. Strateg. Kementeri. Pariwisata dan Ekon. Kreat. Badan Pariwisata dan Ekon. Kreat. Republik Indones. Jakarta – Indones., pp. 1–68, 2020, [Online]. Available: https://bankdata.kemenparekraf.go.id/upload/document_satker/a6d2d69c8056a29657be2b5ac3107797.pdf

A. D. A. Syafitri and F. L. Nisa, “Perkembangan serta Peran Ekonomi Kreatif di Indonesia dari Masa ke Masa,” J. Ekon. Bisnis Dan Manaj., vol. 2, no. 3, pp. 189–198, 2024, doi: 10.59024/jise.v2i3.810.

B. P. S. K. L. Selatan, “Dalam Angka Dalam Angka,” Kota Bukitinggi Dalam Angka, pp. 1–68, 2020.

M. D. Nugroho and M. Nurcahyo, “Ruang Kreatif sebagai Media Interaksi dan Ekspresi untuk Mendukung Pelestarian Budaya dan Pemberdayaan Ekonomi Kreatif di Kelurahan Gunungketur Pakualaman Yogyakarta,” J. Pengetah. Peranc. Desain Inter. |, vol. 11, no. 1, pp. 1–9, 2023.

H. Derksen, “10677,” Am. Math. Mon., vol. 105, no. 7, p. 666, 1998, doi: 10.2307/2589255.

“Dr. AP. Tri Yuniningsih, M.Si, dkk,” 2020.

M. Novita, S. Politeknik, and S. Lan Bandung, “Implementasi Pengembangan Ruang Kepemudaan (Youth Space) di Kecamatan Coblong Kota Bandung,” J. Ilmu Adm. Nas., pp. 367–373, 2023.

M. S. Ummah, “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title,” Sustain., vol. 11, no. 1, pp. 1–14, 2019, [Online]. Available: http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI

A. G.S.Ekaputra, “Pusat Kebudayaan Jawa Pesisiran Di Kota Semarang Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual,” no. variabel X, pp. 46–47, 2021, [Online]. Available: https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/25104/%5BCetak Perpusnas%5D Ekonomi Islami Solusi Tantangan Zaman.pdf?sequence=1&isAllowed=y#page=71

A. I. Rahmani, R. Rahim, S. Juddah, and M. C. Febriansyah, “Participatory Design sebagai Pendekatan dalam Perancangan Pondok Tahfidz Qur’an Ujung Lare Parepare,” J. Desain, vol. 11, no. 1, p. 130, 2023, doi: 10.30998/jd.v11i1.15972.

R. P. SIHOMBING, “Perubahan Fungsi Ruang-Dalam Terhadap Pola Ruang Pada Bangunan Utama Balai Kota Cirebon,” J. Arsit. Zo., vol. 4, no. 2, pp. 223–233, 2021, doi: 10.17509/jaz.v4i2.31472.

R. P. SIHOMBING, “Mekanisme Penggerak Atap terhadap Fungsi Bangunan Cagar Budaya Gedung Zeiss Bosscha,” J. Arsit. Zo., vol. 7, no. 2, pp. 323–336, 2024.

Downloads

Published

2025-08-29

Issue

Section

2025 Arsitektur