PERANCANGAN ETAGENING YOUTH CULTURAL CENTER DENGAN PENYERAPAN KAIDAH–KAIDAH SENI DAN BUDAYA SUNDA DI KOTA BANDUNG

Authors

  • Syahla Salwa Jauza Thufailah
  • Nur Laela Latifah

Keywords:

Bandung, Generasi Muda, Identitas Budaya, Youth Culture Center

Abstract

Abstrak
Perkembangan generasi muda di kota Bandung semakin membutuhkan wadah yang dapat memfasilitasi kreativitas, interaksi, dan pelestarian budaya. Namun, realitas di lapangan menunjukkan masih terbatasnya ruang publik yang secara khusus mewadahi aktivitas anak muda dengan tetap menghadirkan identitas lokal. Hal ini memunculkan permasalahan terkait keterputusan antara budaya tradisi Sunda dengan gaya hidup modern remaja, sehingga diperlukan pendekatan arsitektur yang mampu menghubungkan keduanya. Youth culture center dirancang sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut, dengan lokasi di kawasan Jl. Terusan Jakarta, Bandung, yang strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Kehadiran pusat budaya ini diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan dan edukasi, tetapi juga sebagai ruang pembentukan karakter generasi muda agar lebih peduli pada akar budaya sekaligus adaptif terhadap perkembangan zaman. Nilai utama yang diusung adalah keterbukaan, kebersamaan, serta pelestarian budaya lokal melalui ruang-ruang yang inklusif. Dengan demikian, Etagening Youth Culture Center menjadi representasi penting dari upaya membangun ruang publik yang berkelanjutan, kontekstual, dan bermakna bagi perkembangan identitas budaya serta kehidupan sosial generasi muda Bandung.
Kata Kunci: Bandung, Generasi Muda, Identitas Budaya, Youth Culture Center

Abstract
The development of the younger generation in Bandung increasingly requires a platform that can facilitate creativity, interaction, and cultural preservation. However, the reality on the ground shows that there is still a limited number of public spaces specifically designed to accommodate youth activities while maintaining local identity. This has led to issues related to the disconnect between traditional Sundanese culture and the modern lifestyle of teenagers, necessitating an architectural approach that can bridge the two. The youth culture center is designed as a response to this need, located in the strategic and easily accessible area of Jl. Terusan Jakarta, Bandung. The presence of this culture center is expected to serve not only as a venue for entertainment and education but also as a space for shaping the character of the younger generation, fostering a deeper connection to their cultural roots while remaining adaptable to the evolving times. The main values promoted are openness, togetherness, and preservation of local culture through inclusive spaces. Thus, the Etagening Youth Culture Center is an important representation of efforts to build sustainable, contextual, and meaningful public spaces for the development of cultural identity and social life among the younger generation in Bandung.
Keywords: Bandung, Cultural Identity, Youth Culture Center, Young Generation

References

B. Hotels, “Indonesia Bangga Punya 5 Kota Kreatif UNESCO, Bandung Terbaru yang Terima Plakat Monumen.” 2018 [Daring]. Tersedia pada: https://www.batiqa.com/id/read-article/indonesia-bangga-punya-5-kota-kreatif-unesco-bandung-terbaru-yang-terima-plakat-monumen

A. Rios, “Pusat Kegiatan Remaja dan Budaya di Jakarta Selatan dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku,” 2023, [Daring]. Tersedia pada: https://repository.mercubuana.ac.id/80508/#:~:text=memenuhi kebutuhan para remaja dalam,dibutuhkan suatu wadah terpusat dan

Y. T. Dewi, M. B. S., S. Humaedi, dan B. Wibhawa, “Faktor Penyebab Tergabungnya Remaja Kota Bandung Dalam Komunitas Kenakalan Remeja,” Share : Social Work Journal, vol. 7, no. 1, hlm. 13, 2017, doi: 10.24198/share.v7i1.13807.

S. N. R. Indonesia, “Peran Generasi Z dalam Pemertahanan Budaya Lokal di Tengah Masuknya Budaya Asing.” 2023 [Daring]. Tersedia pada: https://www.setneg.go.id/baca/index/peran_generasi_z_dalam_pemertahanan_budaya_lokal_di_tengah_masuknya_budaya_asing

D. A. Syuhara, “Peran komunitas Saung Katumbiri dalam pelestarian budaya lokal : Studi deskriptif komunitas Saung Katumbiri, Kampung Cikondang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung,” 2023. [Daring]. Tersedia pada: https://digilib.uinsgd.ac.id/80483/?utm_source

T. M. Suleman, N. Shamin, dan N. A. K. Demak, “Perancangan Pusat Kegiatan Remaja (Youth Center) Di Kota Gorontalo Pendekatan Arsitektur Futuristik,” JAMBURA Journal of Architecture, vol. 4, no. 2, hlm. 111–114, 2023, doi: 10.37905/jjoa.v4i2.17791.

D. A. dan A. U. M. Kuningan, “Lestarikan Budaya Lokal, Mahasiswa Bersama Aparat Desa Gelar Latihan Gamelan Sunda.” 2024 [Daring]. Tersedia pada: https://akademik-aik.umkuningan.ac.id/post/detail/lestarikan.budaya.lokal.mahasiswa.bersama.aparat.desa.gelar.latihan.gamelan.sunda.html

Nuryanto, Arsitektur Tradisional Sunda : Pengantar Arsitektur Kampung dan Rumah Panggung. 2019.

Mongabay, “Selaras Alam: Prinsip Hidup Masyarakat Adat Kampung Naga.” 2025 [Daring]. Tersedia pada: https://mongabay.co.id/2025/08/09/selaras-alam-prinsip-hidup-masyarakat-adat-kampung-naga/

A. Wahida, E. S. Handayani, dan S. Supriyadi, “The Philosophical Values of Kawung Batik Motif in Contemporary Batik Painting,” Mudra Jurnal Seni Budaya, vol. 35, no. 1, hlm. 76–82, 2020, doi: 10.31091/mudra.v35i1.1001.

Mulyanti, “Aksara Sunda Batik Jawa Barat, Dan Batik Kawung Sebagai Inspirasi Penciptaan Busana Pesta Muslim,” 2020, [Daring]. Tersedia pada: https://digilib.isi.ac.id/8621/?utm_source

J. Jamaludin, “Boboko Sebagai Simbol Kesempurnaan: Memahami Makna Bentuk Dasar Dalam Budaya Sunda,” Lopian: Jurnal Pengetahuan Lokal (Jurnal Penelitian/Budaya), vol. 1, no. 1, hlm. 76–83, 2021.

Downloads

Published

2025-08-29

Issue

Section

2025 Arsitektur