HARMONI BUDAYA LOKAL DAN KREATIVITAS MELALUI ARSITEKTUR REGIONALISME PADA PERANCANGAN YOUTH CULTURE CENTER, DI KOTA BANDUNG

Authors

  • Iqbal Muhamad Rijal
  • Bambang Subekti

Keywords:

Arsitektur Regionalisme, Budaya lokal, Kreativitas, Youth Culture Center

Abstract

Abstrak
Perkembangan budaya anak muda di Kota Bandung menunjukkan dinamika yang semakin kompleks, tercermin dari meningkatnya kebutuhan akan ruang yang mampu mewadahi aktivitas seni, budaya, inovasi, dan interaksi sosial secara inklusif. Minimnya fasilitas publik yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan ini menjadi latar belakang penelitian. Lokasi yang dipilih adalah Jalan A.H. Nasution karena letaknya strategis, dekat dengan kawasan pendidikan, dan memiliki keterhubungan dengan komunitas kreatif. Penelitian ini mengadopsi pendekatan regionalisme reflektif sebagai landasan perancangan, dengan mengintegrasikan elemen arsitektur tradisional Jawa Barat melalui strategi eklektik, pastiche, dan reinterpretasi. Analisis tapak dilakukan untuk mengeksplorasi potensi lingkungan, orientasi bangunan, serta keterkaitannya dengan konteks sekitar. Pemilihan material didasarkan pada ketersediaan lokal, nilai budaya, dan kesesuaian terhadap fungsi. Pola ruang dirancang adaptif untuk mendukung berbagai aktivitas kreatif yang bersifat fleksibel. Hasil perancangan menunjukkan penerapan regionalisme reflektif mampu menciptakan bangunan yang selaras secara fungsional dan estetis, mengakomodasi seni, budaya, dan inovasi tanpa menghilangkan identitas lokal. Ruang yang tercipta terbuka, interaktif, dan responsif terhadap kebutuhan komunitas. Perancangan Youth Culture Center ini berpotensi menjadi ikon arsitektur kota Bandung yang memadukan nilai tradisi dengan inovasi modern secara harmonis, sekaligus ikon arsitektur yang merepresentasikan perpaduan antara tradisi dan modernitas dalam lanskap perkotaan Bandung.
Kata Kunci: Arsitektur Regionalisme, Budaya lokal, Kreativitas, Youth Culture Center

Abstract
The development of youth culture in Bandung City shows increasingly complex dynamics, reflected in the increasing need for spaces capable of accommodating arts, culture, innovation, and social interaction activities in an inclusive manner. The lack of public facilities specifically designed to meet these needs is the background of this research. The location chosen is Jalan A.H. Nasution because of its strategic location, proximity to educational areas, and its connection to the creative community. This research adopts a reflective regionalism approach as the basis for the design, by integrating traditional West Javanese architectural elements through eclectic, pastiche, and reinterpretation strategies. Site analysis was conducted to explore the potential of the environment, building orientation, and its relationship to the surrounding context. Material selection is based on local availability, cultural values, and suitability to function. The spatial pattern is designed adaptively to support various creative activities with flexibility. The design results show that the application of reflective regionalism is able to create a building that is functionally and aesthetically harmonious, accommodating arts, culture, and innovation without losing local identity. The created space is open, interactive, and responsive to the needs of the community. The design of the Youth Culture Center has the potential to become an architectural icon of the city of Bandung that harmoniously combines traditional values with modern innovation, as well as an architectural icon that represents the blend of tradition and modernity in the urban landscape of Bandung.
Keywords: Regionalism Architecture, Local Culture, Creativity, Youth Culture Center.

References

R. S. Lumbantoruan, N. Mulyana, and M. B. Santoso, “BANDUNG CREATIVE CITY FORUM (BCCF) SEBAGAI PENGGERAK GENERASI MILENIAL DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN DI KOTA BANDUNG,” Share : Social Work Journal, vol. 10, no. 2, pp. 127–141, Feb. 2021, doi: 10.24198/share.v10i2.30637.

Baiq Adisty Tahira Putri et al., “Pendekatan Arsitektur Hijau pada Perancangan Youth Creative Art Center di KEK Mandalika,” SADE, vol. 3, no. 2, pp. 44–48, Oct. 2024.

Indriani Solehah and Ashadi, “PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR REGIONALISME PADA BANGUNAN AULA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG,” LAKAR Jurnal Arsitektur, vol. 4, no. 1, pp. 23–33, Mar. 2021.

A. Yayan Ulia Sari and Endah Tisnawati, “Dialektika Tradisi dan Modernitas: Kajian Arsitektur Regionalisme pada Pusat Seni dan Budaya Bone,” CENDEKIA Jurnal Penelitian dan Oengkajian Ilmiah, vol. 2, no. 2, pp. 341–351, Feb. 2025, doi: 10.62335.

Angga Ariobimo, Enny Supriyati Sardiyarso, and Sri Tundono, “CIRI DAN APLIKASI ARSITEKTUR REGIONALISME PADA DESAIN BANGUNAN TERMINAL BANDAR UDARA DI SUKABUMI JAWA BARAT,” SEMINAR INTELEKTUAL MUDA, vol. 2, no. 2, pp. 12–17, Feb. 2021.

Amita Diananda, “PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA,” ISTIGHNA, vol. 1, no. 1, pp. 116–133, Jan. 2018, [Online]. Available: www.depkes.go.id

Abdul Wahab Syakhrani, “BUDAYA DAN KEBUDAYAAN: TINJAUAN DARI BERBAGAI PAKAR, WUJUD-WUJUD KEBUDAYAAN, 7 UNSUR KEBUDAYAAN YANG BERSIFAT UNIVERSAL,” Cross-border, vol. 5, no. 1, pp. 782–791, Jan. 2022.

Nur Atin Amalia and Dyan Agustin, “PERANAN PUSAT SENI DAN BUDAYA SEBAGAI BENTUK UPAYA PELESTARIAN BUDAYA LOKAL,” SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, vol. 19, no. 1, pp. 34–40, Jan. 2022, [Online]. Available: http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika

Sutisna, Yudi Falahi, Jaya Wiharja, and Iis Sunaryanti, “Kearifan Lokal Arsitektur Tradisional Kasepuhan Sinar Resmi Cisolok Sukabumi,” Jurnal Citizenship Virtues, vol. 1, no. 2, pp. 124–136, Sep. 2021.

Irwan Maolana Yusup, “KAJIAN IKONOGRAFI MOTIF MEGA MENDUNG CIREBON,” DESKOVI : Art and Design Journal, vol. 3, no. 2, pp. 92–98, Dec. 2020.

Downloads

Published

2025-08-29

Issue

Section

2025 Arsitektur