Pendekatan Arsitektur Biofilik pada Rancangan Parahyangan Avenue Mall

Authors

  • Alika Putri
  • Bambang Subekti

Keywords:

mall, arsitektur biofilik, adaptasi kebiasaan baru

Abstract

ABSTRAK
Kota Bandung, selain dikenal dengan julukan Paris Van Java, juga dikenal sebagai “kota surga belanja” sehingga mempengaruhi adanya peningkatan peluang bisnis di bidang komersil, salah satunya adalah pusat perbelanjaan. Seiring dengan berjalannya waktu, aktivitas masyarakat mengalami pergeseran ke kawasan sub-urban sehingga dinilai perlu adanya fasilitas komersil berupa pusat perbelanjaan di kawasan tersebut, salah satunya Kota Baru Parahyangan. Pusat perbelanjaan, selain berfungsi sebagai sarana untuk berbelanja, juga berfungsi sebagai sarana berkumpul, hiburan, hingga rekreasi. Namun, di masa pandemi aktivitas menjadi terbatas sehingga harus menerapkan adaptasi kebiasaan baru, seperti menjaga jarak, mengurangi kontak fisik baik itu antar manusia maupun dengan benda yang digunakan orang banyak, memakai masker, dan mencuci tangan. Desain biofilik merupakan sebuah pendekatan rancangan arsitektur yang menggunakan alam sebagai media pendekatan utama. Pada bangunan pusat perbelanjaan, desain biofilik diterapkan dengan harapan dapat menghadirkan unsur-unsur alam ke dalam bangunan sebagai elemen fasad, interior, dan eksterior untuk meningkatkan kesejahteraan manusia yang membutuhkan alam ke dalam kehidupannya, terutama di masa-masa pandemi dan adaptasi kebiasaan baru seperti sekarang.
Kata kunci: mall, arsitektur biofilik, adaptasi kebiasaan baru.

ABSTRACT
Bandung City, also known as Paris Van Java, is also known as a “shopping paradise city”. It affects the increase of business opportunities in the commercial sector, such as shopping centers. As time goes by, community activities has been shifted to the sub-urban region, so that it’s necessary to have a commercial facility in the form of a shopping center in the said region, such as Kota Baru Parahyangan. Shopping centers, apart from functioning as a facility for shopping, also function as a facility for gathering, entertainment, and recreation. However, activities are limited during this pandemic situation, so we have to adjust with the new habitual adaptation or also known as “new normal”, such as maintaining distance, reducing physical contact between humans and objects used by many people, wearing masks, and washing hands. Biophilic design is an architectural design that uses natural elements as the main approach media. In shopping center buildings, biophilic design are applied with hope of bringing natural elements into the building as facades, interiors, and exteriors to improve the welfare of humans who need nature into their lives, especially during this pandemic and “new normal” situation.
Keywords: mall, biophilic architecture, new normal.

References

Hardjasaputra, A. S. (2004). Bupati di Priangan; Kedudukan dan Peranannya pada Abad ke-17– Abad ke-19 dalam Bupati di Priangan; dan Kajian Lainnya mengenai Budaya Sunda. Bandung: Pusat Studi Sunda.

Zeegen, E. N., Yates, A. J., & Jevsevar, D. S. (2020). After the COVID-19 pandemic: returning to normalcy or returning to a new normal?. The Journal of arthroplasty, 35(7), S37-S41.

Ryan, C. O., Browning, W. D., Clancy, J. O., Andrews, S. L., & Kallianpurkar, N. B. (2014). Biophilic Design Patterns: Emerging Nature-Based Parameters for Health and Well-Being in the Built Environment. ArchNet-IJAR: International Journal of Architectural Research, 8(2), 62.

Terrapin, B. Green. (2019). 14 Patterns of Biophilic Design. Online.

Brody, J. S. (2009). Constructing professional knowledge: The neighborhood unit concept in the community builders handbook. University of Illinois at Urbana-Champaign.

Downloads

Published

2022-03-14

Issue

Section

2021 Arsitektur