Penerapan Sistem Internet of Things Pada Pusat Perbelanjaan Minimalis Di Kota Baru Parahyangan

Abstract

ABSTRAK
Diprediksi pada 2040 mendatang, total konsumsi energi dunia untuk bangunan akan meningkat sebesar 80%. Jean-Baptiste Hazard (Vice President EcoBuildings at Schneider Electric) menyatakan bahwa sebuah gedung harus mengutamakan keamanan dari berbagai potensi bencana, lebih terkoneksi di tengah era Internet of Things (loT), lebih berkelanjutan dengan emisi karbon rendah, dan lebih dapat diandalkan dengan sistem manajemen gedung yang terintegrasi. Selain hal tersebut, dunia juga menghadapi pandemik pada penghujung tahun 2019 yang terjadi di Wuhan, China dan tahun 2020 mulai masuk ke Indonesia membuat seluruh kegiatan sosial dan ekonomi terkena dampaknya. Semua distribusi dan mobilisasi terhambat pergerakannya. Termasuk masyarakat Kota Baru Parahyangan yang mengalami kesulitan dalam mencapai area komersil dan rekreasi. Hal yang telah disebutkan tadi telah mendasari perancangan sebuah pusat perbelanjaan yang siap untuk beroperasi dengan penggunaan energi yang lebih rendah. Mengusung tema smart building yang menerapkan sistem Internet of Things pada bangunan yang akan dirancang minimalis dengan pendekatan arsitektur modern. Konsep penerapannya berpusat pada otomatisasi. Dibantu teknologi informasi dalam proses pengaplikasiannya. Pembangunan sebuah pusat perbelanjaan baru ini akan dilaksanakan di Kota Baru Parahyangan, dibangun di hamparan lahan seluas 31,2 Hektar. Berdasarkan Peta Pola Ruang Kabupaten Bandung Barat kawasan Kota Baru Parahyangan termasuk ke dalam tiga rencana pola ruang yaitu sebagai perumahan pedesaan, permukiman perkotaan dan kawasan Perumahan Industri sehingga merupakan lokasi yang strategis untuk pembangunan sebuah pusat perbelanjaan.
Kata kunci: pusat perbelanjaan, Internet of Things, Minimalis.

ABSTRACT
Predicted that in the next 2040, the total world energy consumption for buildings will increase by 80%. Jean-Baptiste Hazard (Vice President of EcoBuildings at Schneider Electric) said that a building must prioritize safety from potential electrical disasters, be more connected in the middle of the Internet of Things (loT) era, more sustainable with low carbon emissions, and more reliable with system integrated building management. Futhermore the world is also facing a pandemic at the end of 2019 which occurred in Wuhan, China and in 2020 began to occur in Indonesia, impacting all social and economic activities. All distribution and mobilization is affected by this pandemic. Including the people of Kota Baru Parahyangan who have difficulty in reaching commercial and recreational areas. This has been the basis for the design of a shopping center that is ready to operate with lower energy use. Carrying the theme of smart building that applies the Internet of Things system to buildings that will be designed in a minimalist design with a modern architectural approach. Its application concept is centered on automation. Assisted by information technology in the application process. The construction of a new shopping center will be carried out in Kota Baru Parahyangan, built on an expanse of land covering an area of 31,2 hectares. Based on the Spatial Pattern Map of West Bandung Regency,Kota Baru Parahyangan area is included in three spatial pattern plans, as rural housing, urban settlements and industrial housing areas so that it is a strategic location for the construction of a shopping center.
Keywords: shoping center, Internet of Things,minimalism.