Arsitektur Ekologi Pada Desain Mall Central Oasis di Kota Baru Parahyangan

Abstract

ABSTRAK
Bangunan Mall Central Oasis merupakan pusat perbelanjaan yang mengadaptasi aktivitas new normal dengan tujuan memenuhi kebutuhan bagi masyarakat di Kabupaten Bandung Barat,juga untuk mengurangi mobilitas penduduk yang membuat kemacetan di Kota Bandung. Mall Central Oasis dirancang dengan konsep arsitektur ekologi sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif dari sebuah pembangunan pusat perbelanjaan, dengan penghematan listrik melalui desain atap atrium dan area semi outdoor yang beratapkan struktur bentang lebar, sekaligus memperkuat kesan tipologi bangunan mall. Sebagian gerai jual ditempatkan pada ruang outdoor lantai dasar dan lantai 2 sehingga dapat mengurangi penggunaan AC, juga sebagai upaya mendukung aktivitas new normal dimana virus covid lebih tidak mudah menyebar pada ruang terbuka. Roof garden pada lantai 2 dirancang sebagai penyerap polusi melalui vegetasi untuk meningkatkan supply oksigen. Bukaan pada fasad dipertimbangkan terhadap arah angin untuk memaksimalkan penghawaan alami. Penggunaan material grassblok pada tempat parkir memberi ruang untuk penyerapan air hujan. Tempat parkir sepeda disiapkan pada site di area yang mudah dijangkau yaitu pada sisi Jl.Panca Tengah yang memperhatikan keamanan pencapaian bagi pengguna sepeda. Basement dirancang dengan penaikkan 1,20m dari muka tanah sehingga memberikan rongga ventilasi alami pada lantai ini yang akan mengurangi penggunaan sistem penghawaan mekanis. Sistem ini merupakan bagian dari upaya penghematan energi.
Kata kunci: Arsitektur Ekologi, Pusat Perbelanjaan

ABSTRACT
The Central Oasis Mall building is a shopping center that adapts new normal activities with the aim of meeting the needs of the people in West Bandung Regency, as well as reducing the mobility of residents who create congestion in the city of Bandung. Central Oasis Mall is designed with the concept of ecological architecture that seeks to reduce the negative impact of a shopping center development, by saving electricity through the provision of an atrium roof and semi-outdoor area with a wide span structure roof, while strengthening the impression of a mall building typology. Some of the sales outlets are placed on the ground floor and 2nd floor outdoor space so as to reduce the use of air conditioning, as well as an effort to support new normal activities where the covid virus is less easily spread in open spaces. The roof garden on the 2nd floor is designed to absorb pollution through vegetation to increase oxygen supply. The openings in the facade are considered against the wind direction to maximize natural ventilation. The use of grassblock material in the parking lot provides space for rainwater absorption. Bicycle parking is provided on site in an easily accessible area, namely on the side of Jl. Panca Tengah which pays attention to safety for bicycle users. The basement is designed with a 1.20m rise from the ground to provide natural ventilation for this floor which reduces the need for mechanical ventilation. This system is part of energy saving efforts.
Keywords: Ecological Architecture, Mall