Penerapan Prinsip Neo Vernakular pada Rancangan Gedung Sanubari Exhibition Center Kota Baru Parahyangan

Authors

  • Bintang Aulia Yasmin
  • Juarni Anita

Keywords:

MICE, neo vernakular, budaya Sunda, detail interior, edukasi

Abstract

ABSTRAK
Kota Baru Parahyangan dikenal sebagai kawasan edukasi tematik yang mengangkat budaya Sunda
kedalam desain-desain secara keseluruhan. Visi dan misi ini harus selaras dengan gedung yang akan
dibangun di kawasan tersebut. Gedung dengan fungsi MICE di Indonesia masih tergolong sedikit,
sehingga keberadaannya harus mampu menarik minat pengunjung serta menjadi bangunan yang ikonik.
Selain itu juga harus benar-benar mengedepankan fungsi utama sebagai eksibisi. Didesain menjadi dua
lantai utama dan satu lantai basement, pembagian ruang terbesar ditempati oleh area eksibisi dan
konvesi. Area eksibisi yang diangkat mengarah pada pameran kesenian, UMKM dan budaya. Sedangkan
area konvensi mengangkat tipe auditorium. Mengangkat tema neo vernakular, artinya menerapkan unsur
budaya tertentu kedalam desain untuk menarik lebih banyak pengunjung. Penerapan tema ini yang
paling mudah yaitu diterapkan pada detail interior bangunan yang dapat memberikan kesan ruang yang
kental akan budaya dan mengedukasi. Hasil perancangan ini menghasilkan bangunan dengan desain neo
vernakular bernuansa Sunda.
Kata kunci: MICE, neo vernakular, budaya Sunda, detail interior, edukasi.

ABSTRACT
Kota Baru Parahyangan is known as a thematic educational area that elevates Sundanese culture into
overall designs. This vision and mission must be in line with the buildings to be built in the area.
Buildings with MICE functions in Indonesia are still relatively few, so their presence must be able to
attract visitors and become iconic buildings. In addition, it must really prioritize its main function as an
exhibition. Designed to be two main floors and one basement floor, the largest division of space is
occupied by exhibition and convention areas. The exhibition area that is appointed leads to art, MSME
and cultural exhibitions. While the convention area raised the type of auditorium. Adopting a neo
vernacular theme, it means applying certain cultural elements into the design to attract more visitors. The
easiest application of this theme is applied to the interior details of the building which can give the
impression of a space that is thick with culture and educating. The results of this design produce a
building with a neo-vernacular design with Sundanese nuances.
Keywords: MICE, neo vernacular, Sundanese culture, interior details, education.

References

Montgomery, R.J.&Strick, S.K (1995). Meeting Convention and Expotion An Introduction to the

Industry. New York: Van Nostrand Reinhold.

Gatot Suharjanto. 2014. Konsep Arsitektur Tradisional Sunda Masa Lalu dan Masa Kini. Jakarta

Barat. Vol 5

Sumber Alam. (n.d.). Bangunan Tradisional Sunda Modern. Diakses dari

https://www.resortkampungsumberalam.com

Universitas Nusa Cendana. (n.d.). Sejarah Sunda. Diakses dari https://universitas-busa-cendanaundana.

perahu.info/enskilopedia.php

Ekadjati, E. S. (1984). Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya. Jakarta: Girimukti Pasaka.

Downloads

Published

2022-03-15

Issue

Section

2021 Arsitektur