Kampanye Melawan Pelecehan Seksual pada Acara Konser Musik
Keywords:
sexual harassment, psychology, music events, social campaigns, womenAbstract
Sexual harassment often occurs at music events and the majority of victims are women, the impact of sexual harassment usually disturbs the victim's psychology. With this, more education is needed for the community and of course event organizers to be more sensitive to this phenomenon. Campaigning against sexual harassment through creating women-only festivals will be one of the safe and comfortable spaces for women to go to music events without having to worry about sexual harassment from men. However, it is important to remember that women-only music events are only one part of a broader effort to address sexual harassment. Efforts to change the culture and social norms that support sexual harassment must involve a wide range of stakeholders, including education, families, media, and government. Moreover, this approach also needs to be inclusive and should take into account the different experiences and challenges faced by women from diverse backgrounds.
Keywords: sexual harassment, psychology, music events, social campaigns, women
Abstrak
Pelecehan seksual kerap terjadi di acara musik dan mayoritas korbannya adalah perempuan, dampak dari pelecehan seksual tersebut biasanya mengganggu psikologis korban. Dengan ini diperlukan edukasi lebih untuk masyarakat dan tentunya event organizer untuk lebih peka terhadap fenomena ini. Kampanye melawan pelecehan seksual melalui membuat festival khusus perempuan akan menjadi salah satu ruang aman dan nyaman untuk perempuan pergi ke acara musik tanpa harus mengkhawatirkan akan pelecehan seksual dari laki-laki. Namun, penting untuk diingat bahwa acara musik khusus perempuan hanya satu bagian dari upaya yang lebih luas dalam mengatasi pelecehan seksual. Upaya untuk mengubah budaya dan norma sosial yang mendukung pelecehan seksual harus
melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pendidikan, keluarga, media, dan pemerintah. Selain itu, pendekatan ini juga perlu inklusif dan harus memperhitungkan berbagai pengalaman dan tantangan yang dihadapi oleh perempuan dari latar belakang yang beragam.
Kata kunci: pelecehan seksual, psikologi, acara musik, kampanye sosial, perempuan
References
Fitri, A. N. (2023). Kampanye Public Relations sebagai Upaya Meningkatkan Awareness Moderasi Beragama. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 22(1), 35-49. Doi: 10.18592/ alhadharah.v22i1.8613.
Narisrawi, S. L. & Anna, L. K. (2021). Pelecehan Seksual di Konser Musik, Tersembunyi tapi Wajib Diwaspadai. Dipetik dari https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/09/133557720/pelecehan-seksual-di-konser-musik-tersembunyi-tapi-wajib-diwaspadai?page=all.
Paradiaz, R., & Soponyono, E. (2022). Perlindungan Hukum Terhadap Korban Pelecehan Seksual. Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 4(1), 61-72. Doi: https://doi.org/10.14710/jphi.v4i1.61-72
Ostergaard, L. (2002). Effective Campaign Assesment. Thousand Oaks : Sage Publication.
Gudykunst, W. B. & B. Mody (2002). Handbook of International & Intercultural Communication. London : Sage Publication.
Swarnadwitya, A. (2020, March 17). Design Thinking: Pengertian, Tahapan dan Contoh Penerapannya. Sis.Binus.Ac.Id.