Usulan Perbaikan Kualitas Produk Produk Jaket Kulit Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) dan 5W 1H

Abstrak

The Jacket Gallery Company is a company engaged in the leather convection sector. The problem that occurs in the company is the frequent occurrence of discrepancies in the production process. The resulting discrepancy exceeds the company's tolerance limit of 2.5%. Companies need to minimize the occurrence of discrepancies so that the revenue earned by the company is not reduced and there are no delays in the delivery process. These problems can be investigated using the FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) method assisted by a tree diagram and 5W 1H. The FMEA method is used as a failure call by calculating the Risk Priority Number (RPN) value obtained from the results of adding the severity, occurrence, and detection levels. The three highest RPN values are wrong stitches, wrinkled stitches and faded colors. The root of the problem found based on the tree diagram is caused by the absence of a routine machine maintenance schedule, no SOP, no training on sewing instructions and a lack of human resources. Proposed improvements to the company using the 5W 1H method, namely by making a regular schedule for sewing machine maintenance, making SOPs as work instructions, holding training in sewing skills and increasing the number of human resources for sewing skills. 

Abstrak 

Perusahaan XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi kulit. Permasalahan yang terjadi di perusahaan adalah sering terjadinya ketidaksesuaian pada proses produksi. Ketidaksesuaian yang dihasilkan perusahaan melebihi batas toleransi sebesar 2,5%. Perusahaan perlu meminimasi terjadinya ketidaksesuaian supaya pendapatan yang didapat oleh perusahaan tidak berkurang dan tidak terjadinya keterlambatan dalam proses pengiriman. Permasalahan tersebut dapat diteliti dengan menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) dibantu dengan tree diagram dan 5W 1H. Metode FMEA digunakan sebagai identifikasi terjadinya kegagalan dengan menghitung nilai Risk priority number (RPN) yang didapatkan dari hasil perkalian severity, occurrence, dan detection. Tiga nilai RPN tertinggi yaitu salah jahitan, jahitan mengkerut dan warna pudar. Akar permasalahan yang ditemukan berdasarkan tree diagram disebabkan oleh tidak adanya jadwal rutin pemeliharaan mesin, tidak ada SOP, tidak adanya training pada sk jahit dan kurangnya Jumlah SDM. Usulan perbaikan perusahaan menggunakan metode 5W 1H yaitu dengan membuat jadwal rutin pemeliharaan mesin jahit, membuat SOP sebagai petunjuk bekerja, mengadakan training di sk jahit dan menambah jumlah SDM untuk sk jahit.