Usulan Perbaikan Pengendalian Kualitas Produk Menggunakan Metode Six Sigma Pada Perusahaan CV. XYZ Universitas XYZ

Abstrak

CV. XYZ is a company engaged in manufacturing that produces PP (Polypropylene) plastic. The number of defects that occur in the company is quite high, approximately 3% every month. The high level of defects in the CV. XYZ company makes the company need quality improvement. Six sigma is a method for statistically based quality improvement with high discipline and carried out properly and completely which can solve the main source of problems with the approach used is DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improvement, Control). Based on the results of the research conducted, the highest types of defects are 19% torn plastic defects, 17% broken defects, 17% opaque defects, 16% torn defects, and 16% sticky defects. The defect data obtained is carried out DPMO calculation to determine the sigma level value. The average DPMO value obtained is 27,777.778 DPMO and the sigma level is 3.41. Based on these results, the control process is above the average manufacturing industry in Indonesia.

Abstrak 

CV. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi plastik PP (Polypropylene). Jumlah cacat yang terjadi pada perusahaan cukup tinggi kurang lebih sebesar 3% pada setiap bulannya. Tingginya tingkat kecacatan pada perusahaan CV. XYZ membuat perusahaan membutuhkan perbaikan kualitas. Six sigma merupakan metode untuk perbaikan kualitas yang berbasis statistik dengan ke disiplinan yang tinggi dan dilakukan secara baik dan lengkap yang dapat memecahkan sumber masalah utama dengan pendekatan yang digunakannya adalah DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improvement, Control). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan jenis cacat yang paling tinggi adalah cacat plastik robek 19%, cacat jebol 17%, cacat buram 17%, cacat robek 16%, dan cacat lengket 16%. Data cacat yag diperoleh dilakukan perhitungan DPMO untuk menetukan nilai level sigma. Nilai rata-rata DPMO yang di dapatkan yaitu 27.777,778 DPMO dan level sigma yaitu 3,41. Berdasarkan hasil tersebut proses pengendalian berada di atas rata-rata industri manufaktur di Indonesia.