Evaluasi Hasil Lasan pada Runner Blade PLTA 175 MW

Abstrak

ABSTRAK
Salah satu PLTA di Indonesia menggunakan turbin francis dengan kapasitas 175 MW yang telah beroprasi selama kurang lebih 30 tahun. Runner blade pada turbin francis ini menggunakan material berjenis JIS SCS-5 baja tahan karat tipe mertensitik. Dalam penggunaanya turbin francis ini mengalami degradasi material berupa pitting corrosion, dan erosi kavitasi yang mengakibatkan perubahan dimensi dan menurunnya performansi pada pembangkit tersebut. Untuk Mengatasi hal tersebut dilakukan pengelasan agar runner blade memiliki dimensi dan sifat mekanis yang memenuh standar dan berfungsi kembali. Metode penelitian yang dilakukan meliputi pengujian pengujian komposisi kimia, uji kekerasan dan metalografi replika. Pemeriksaan NDT sebelum proses pengelasan pada runner blade dilakukan dengan metode dye penetrant, eddy current, dan PAUT. Pada hasil pemeriksaan lasan runner blade dinyatakan baik didasarkan pada tidak adanya cacat luar maupun dalam dankekerasan pada weld metal tidak melebihi harga kekerasan maksimum pada weld metal untuk baja tahan karat jenis martensitik.

ABSTRACT
One of the hydropower plants in Indonesia use a Francis turbine with a capacity of 175 MW which has been operating for approximately 30 years. The runner blade on this Francis turbine use a JIS SCS-5 type of mertensitic stainless steel. In operation of francis turbine experiences material degradation in the form of pitting corrosion, and cavitation erosion which results in dimensional changes and decreased performance at the plant. To overcome this, welding is carried out that the runner blade has dimensions and mechanical properties that meet the standards and function again. The research methods carried out include chemical composition testing, hardness testing and replica metallography. The NDT inspection before the welding process on the runner blade was carried out using the dye penetrant, eddy current, and PAUT methods. The results of the welds inspection are declared to be good based on the absence of external and internal defects and the hardness of the weld metal does not exceed the maximum hardness value of the weld metal for martensitic stainless steels.