Analisis Spasial Sebaran Kondisi Resapan Air Pada Area Kejadian Banjir Di Kabupaten Bandung (Studi Kasus : Kecamatan Baleendah, Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Katapang, dan Kecamatan Margahayu)

Authors

  • TUWAN MUHAMAD TORIQ Program Studi Teknik Geodesi Institut Teknologi Nasional
  • APRILANA Program Studi Teknik Geodesi Institut Teknologi Nasional

Keywords:

Resapan air, Banjir, Kabupaten Bandung, Sistem Informasi Geografis

Abstract

ABSTRAK
Daerah resapan air di daerah perkotaan sangat penting keberadaannya, karena berfungsi untuk pelestarian air tanah dan mencegah terjadinya banjir. Penelitian ini dilakukan pada 4 kecamatan yaitu Kecamatan Baleendah, Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Katapang, dan Kecamatan Margahayu. Dari 4 kecamatan yang dijadikan lokasi penelitian banjir paling sering terjadi di Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Dayeuhkolot. Banjir dapat terjadi dikarenakan kurang baiknya kondisi daerah resapan air di kecamatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sebaran kondisi resapan air yang terdapat di lokasi penelitian dan menganalisa sebaran kondisi resapan air pada area kejadian banjir di lokasi penelitian. Analisa juga dilakukan terhadap area kejadian banjir pada batas Daerah Aliran Sungai (DAS). Metode analisis data yang digunakan adalah metode overlay dan skoring data dengan software ArcGIS untuk mengidentifikasi kondisi resapan air. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan terdapat enam kriteria kondisi resapan air di lokasi penelitian. Kondisi resapan air yang mendominasi adalah normal alami dengan luas 3684,07 Ha (46,72 %). Pada hasil analisa terhadap kondisi resapan air pada area kejadian banjir untuk kejadian banjir kriteria kondisi resapan air yang mendominasi adalah normal alami dengan luas 2154,08 Ha (52,64 %). Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kejadian banjir yang terjadi bukan disebabkan oleh kondisi resapan air yang kurang baik. Pada hasil analisa terhadap area kejadian banjir pada batas daerah aliran sungai (DAS). Sub DAS Cikapundung didominasi oleh kejadian banjir 6 (enam) kali, Sub DAS Cisangkuy oleh kejadian banjir 5 (lima) kali, Sub DAS Citarum Hulu oleh kejadian banjir 3 (tiga) kali, dan Sub DAS Ciwidey oleh kejadian banjir 2 (dua) kali.

Downloads

Published

2021-12-17

Issue

Section

Prosiding FTSP Series 1