ANALISIS DEFORMASI PERMUKAAN PADA BENCANA GEMPA BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIFFERENTIAL INTERFEROMETRIC SYNTHETIC APERTURE RADAR (DINSAR) (Studi Kasus: Sumedang, Jawa Barat)
Abstract
Gempa bumi adalah getaran dari dalam bumi yang merambat ke permukaan akibat rekahan
dan pergeseran batuan. Penyebab gempa bumi meliputi dinamika bumi (tektonik), aktivitas
gunungapi, jatuhnya meteor, longsoran di bawah air, dan ledakan nuklir bawah tanah. Gempa
tektonik adalah yang paling umum, terjadi akibat pematahan batuan karena benturan dua
lempeng. Indonesia, khususnya Pulau Jawa, sering mengalami gempa bumi karena letaknya
pada jalur penumjaman lempeng Indo-Australia dengan Eurasia. Salah satu terjadi gempa bumi
yaitu di Kabupaten Sumedang pada 31 Desember 2023 Penelitian ini menggunakan teknologi
Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR) dengan memanfaatkan citra
Satelit Sentinel-1A pada orbit descending untuk mengamati deformasi sebelum dan sesudah
gempa. Data yang digunakan mencakup periode sebelum gempa (10 September 2023 – 9
November 2023) dan setelah gempa (10 September 2023 – 8 Januari 2024). Analisis
menunjukkan adanya kenaikan permukaan tanah (inflasi), dengan rentang nilai sebelum gempa
sebesar 0,26 - 0,42 m dan setelah gempa meningkat menjadi 0,41 - 0,71 m.