Analisis Spasial Sebaran Kondisi Resapan Air di Kabupaten Bandung (Studi Kasus: Kecamatan Soreang dan Kecamatan Kutawaringin)

Authors

  • APRILANA Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional
  • HEGY OKTAVIAN Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional

Keywords:

Resapan air, Kabupaten Bandung, Sistem Informasi Geografis

Abstract

ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk, mengakibatkan meningkatnya pengalihan fungsi dari lahan terbuka menjadi lahan permukiman sehingga berkurangnya daerah resapan air hujan di Kecamatan Soreang dan Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis sebaran kondisi resapan air kriteria kritis dan sangat kritis. Perubahan penggunaan akan merubah sebaran kondisi resapan air, jika perubahan dilakukan secara terus-menerus disertai curah hujan yang bervariasi akan menyebabkan terjadinya bencana. Dari permasalahan tersebut dilakukan penelitian menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan metode skoring dan overlay menggunakan 4 parameter yaitu curah hujan, jenis tanah, penggunaan lahan dan kemiringan lereng. Mengacu Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No: P.32/Menhut-II/2009 untuk pembuatan Peta Sebaran Kondisi Resapan Air. Kecamatan Soreang, Kriteria kritis 1005,56 Ha yang tersebar di 10 desa, Kriteria sangat kritis 52,86 Ha yang tersebar di 5 desa. Kecamatan Kutawaringin, kriteria kritis 1396,65 Ha tersebar di 11 desa, Kriteria sangat kritis 245,86 Ha tersebar di 8 desa.

Downloads

Published

2021-12-21

Issue

Section

Prosiding FTSP Series 2