Deteksi Tumpahan Minyak Menggunakan Citra Sentinel-1 Studi Kasus : Perairan Republik Mauritius
Keywords:
MV Wakashio, Republik Mauritius, deteksi tumpahan minyak, adaptive thresholdAbstract
ABSTRAK
Peristiwa tumpahan minyak mencemari perairan dan merusak lingkungan laut hingga wilayah pesisir. Penyebaran tumpahan terjadi secara cepat dan meluas, oleh karena itu pemantauan tumpahan minyak sangat penting. Pada 25 Juli 2020, MV Wakashio, kapal minyak milik Jepang menghantam terumbu karang di lepas pantai Republik Mauritius, dan pada tanggal 6 Agustus 2020 mulai terjadi kebocoran dan mencemari perairan Samudera Hindia. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah citra Sentinel-1B polarisasi VV pada tanggal 17 Juli, 10 Agustus, 16 Agustus, 22 Agustus, 15 September dan
21 Oktober 2020. Data yang diperoleh merupakan data sebelum dan setelah tumpahan untuk mengetahui luas dan arah penyebaran tumpahan minyak. Deteksi tumpahan minyak di Perairan Republik Mauritius ini, menerapkan metode adaptive threshold pada tools SAR Application pada perangkat lunak SNAP. Dari hasil pendeteksian menunjukkan pada citra tanggal 10 Agustus 2020 memiliki luasan tertinggi, sebesar 21,937 km². Seiring berjalannya waktu, luas tumpahan yang terdeteksi semakin berkurang. Pada citra 16 Agustus 2020 luas tumpahan minyak yang terdeteksi 9,383 km², selanjutnya pada citra 22 Agustus 2020 luas yang terdeteksi 8,227 km², sedangkan pada 15 September 2020 luas tumpahan minyak yang terdeteksi 3,075 km² dan pada citra 21 Oktober 2020 luas tumpahan minyak yang terdeteksi 2,353 km². Arah persebaran tumpahan minyak di Perairan Mauritius pada setiap akuisisi citra mengarah ke arah barat mendekati garis pantai Republik Mauritius. Dikabarkan pada 14 Januari 2021 operasi pembersihan pencemaran minyak telah sukses dilaksanakan di Republik
Mauritius (GIS, 2021).