Analisis Spasial Sebaran Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Subang (Studi Kasus : Kecamatan Ciater dan Kecamatan Sagalaherang)

Authors

  • APRILANA Program Studi Teknik Geodesi Institut Teknologi Nasional
  • RIZKI HERDIMAN Program Studi Teknik Geodesi Institut Teknologi Nasional

Keywords:

Kabupaten Subang, Kecamatan Ciater, Kecamatan Sagalaherang, Longsor, Sistem Informasi Geografis (SIG)

Abstract

Kecamatan Ciater dan Kecamatan Sagalaherang merupakan daerah pegunungan yang memiliki
kemiringan lereng yang lebih dari 40 derajat, dan curah hujan yang tinggi, dengan kondisi
topografi tersebut Kecamatan Ciater dan Kecamatan Sagalaherang menjadi daerah yang rawan
akan terjadinya bencana alam, salah satunya adalah longsor. Menurut data kejadian bencana
BPBD Kabupaten subang Tahun 2019, bencana longsor di Kabupaten Subang telah terjadi
sebanyak 25 kali. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan daerah rawan longsor di Kecamatan Ciater dan Kecamatan Sagalaherang, metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah overlay dan skoring melalui Sistem Informasi Geografis. Parameter yang digunakan adalah kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, jenis batuan dan curah hujan. (Puslittanak, 2004). Berdasarkan hasil penelitian tingkat sebaran daerah rawan longsor pada Kecamatan Ciater dan Kecamatan Sagalaherang terbagi menjadi 4 (empat Kelas) yaitu rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Dari hasil yang diperoleh, Desa dengan tingkat kerawanan tinggi paling luas adalah Desa Cicadas, Desa cicadas memiliki tingkat kerawanan tinggi seluas 1070,110 Ha atau sekitar 70% dari luas wilayah keseluruhan Desa Cicadas. Desa dengan tingkat kerawanan sangat tinggi paling luas adalah Desa Cibitung yang memiliki tingkat kerawanan sangat tinggi seluas 111,061 Ha atau sekitar 18% dari luas wilayah keseluruhan Desa Cibitung.

Downloads

Published

2021-12-21

Issue

Section

Prosiding FTSP Series 2