Scenarios of Reducing Emissions Air Pollutants (SO2, NOx, CO, and PM2.5) in the Power Generation and Residential Sector in DKI Jakarta Province

Penulis

  • Citra Rusliani ITENAS

Kata Kunci:

DKI Jakarta Province, Power generation, Residential, Air Pollution, ABC-EIM, Reducing Emissions.

Abstrak

Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan kualitas udara di Provinsi DKI Jakarta dalam tren menurun. Hal ini terlihat dari kategori ISPU “Tidak Sehat” dari tahun 2014 – 2018 yang cenderung meningkat; karenanya polusi udara telah menjadi masalah lingkungan yang nyata. Upaya penurunan emisi perlu dilakukan dengan membuat skenario penurunan emisi pencemar udara SO2, NOx, CO, dan PM2.5 yang dihasilkan dari pembangkit listrik dan sektor perumahan sebagai dasar peningkatan kualitas udara di Provinsi DKI Jakarta. Estimasi emisi menggunakan pendekatan top-down dengan faktor emisi umum yang digabungkan dengan data aktivitas tingkat tinggi (nasional) dengan bantuan buku kerja excel atmosphere brown cloud (ABC) – alat manual inventarisasi emisi (EIM). Sektor pembangkit listrik di DKI Provinsi DKI Jakarta terutama menggunakan gas alam sebagai bahan bakarnya, dengan parameter NOx yang paling banyak diemisikan. Skenario pengurangan emisi pencemar udara SO2, NOx, CO, dan PM2.5 yang dapat dilakukan pada sektor pembangkit listrik adalah dengan melakukan gasifikasi pembangkit listrik dengan mengkonversi penggunaan bahan bakar solar berkecepatan tinggi dan bahan bakar minyak laut ke gas alam dengan target 100% pada tahun 2030 bahan bakar dapat dikonversi, dimana paling efektif dalam mengurangi SO2 adalah 8,44% pada tahun 2030. Sebagian besar sektor perumahan di Provinsi DKI Jakarta menggunakan bahan bakar LPG sebagai bahan bakar untuk memasak, dengan parameter emisi CO yang paling banyak diemisikan. Skenario pengurangan emisi pencemar udara SO2, NOx, CO, dan PM2.5 yang dapat dilakukan pada sektor perumahan adalah dengan mensubstitusi penggunaan LPG sebagai bahan bakar pembakaran kompor gas menjadi kompor listrik dengan target 4% pada tahun 2030. LPG dapat menggantikan listrik, dimana dapat menurunkan semua parameter secara efektif dengan persentase penurunan yang sama dengan target penurunan konsumsi BBM sebesar 4% pada tahun 2030.

Diterbitkan

2023-04-17