Studi Pemantauan Konsentrasi Kualitas Udara Parameter PM10 dan PM2,5 dengan Pengukuran Aerosol Optical Depth (AOD) (Studi Kasus: Kota Pontianak)

Penulis

  • nida nur rofa rosidin Institut Teknologi Nasional Bandung (ITENAS)
  • Dr. Didin Agustian Permadi
  • Dr. Mila Dirgawati

Abstrak

Aerosol Optical Depth (AOD) adalah pengukuran optic kepunahan cahaya atau radiasi matahari oleh aerosol secara kuantitatif, nilai AOD dapat digunakan untuk mewakili jumlah aerosol di seluruh kolom atmosfer.  Aerosol Optical Depth (AOD) merupakan satu-satunya variabel paling komprehensif merepresentasikan nilai aerosol untuk jarak jauh di atmosfer dan dapat dijadikan variabel kunci dalam pemodelan iklim, pendekatan eksperimen aerosol dan verifikasi satelit. Kegiatan sehari-hari manusia melalui perubahan tutupan lahan, pembakaran bahan bakar fosil, dan pengasilan partikulat dan spesies gas ke atmosfer sangat berpengaruh dan berdampak pada lingkungan aerosol lokal, efek pada iklim global sulit diprediksi. keakuratan dan kelengkapan pada sistem pemantauan kedalamaan aerosol di atmosfer sangat diperlukan. Instrumen pemantauan berbasis darat akan digunakan untuk mengetahui beban aerosol saat ini, mengkarakterisasi aerosol, mengukur polusi di atmosfer yang dapat dugunakan sebagai ukuran pasti dari perubahan atau pemodelan kualitas udara di masa depan. Hubungan antara nilai konsentrasi PM10 dan PM2,5 menujukan korelasi yang positif dan signigikan yang berarti konsentrasi parameter kualitas udara PM10 dan PM2,5 dengan nilai AOD memiliki tren yang sama dengan hasil koefisien korelasi 0.88 0.8937 untuk data bulanan dan 0.7633 0.7673 untuk data harian di tahun 2018 dan koefisien korelasi 0.678 0.8482 untuk data bulanan dan 0.2883 0.4048 untuk data harian di tahun 2019. Namun, perlu dilakukan faktor koreksi untuk menghasilkan nilai korelasi yang lebih kuat dan akurat.

Diterbitkan

2023-06-05