Penerapan Tema Arsitektur Post-Modern pada Rancangan Creative Industry Shopping Center

Abstract

ABSTRAK
Kota Bandung sempat dicanangkan sebagai pilot project kota kreatif se-Asia Timur karena sejak lama kota Bandung dan sekitarnya telah menjadi pusat pengembangan tekstil, mode, seni dan budaya. Hal tersebut didukung oleh keberadaan komunitas, pelaku usaha dan pemerntah daerah yang turut mengembangkan sektor industri kreatif. Namun pada kenyataannya masih banyak komunitas yang terfragmentasi dan belum semuanya terfasilitasi dengan baik. Salah satu tujuan penulisan ini yaitu untuk menciptakan opsi penyelesaian pada isu yang sedang terjadi. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penulisan ini dapat menghasilkan data deskripsi berupa makna penerapan tema pada suatu bangunan. Bangunan yang akan dirancang yaitu Creative Industry Shopping Center dengan menerapkan tema Arsitektur Post-Modern. Creative Industry Shopping Center merupakan bangunan pusat perbelanjaan yang akan hadir untuk mewadahi kegiatan jual-beli dilengkapi fasilitas lain yang dapat dimanfaatkan untuk berkumpul, bekerja dan berkreasi. Oleh karena itu, tema Arsitektur Post-Modern dinilai sangat cocok untuk diterapkan pada bangunan. Penerapan tema Arsitektur Post-Modern akan menampilkan kesan permainan (play), gembira (pleasure) serta rasa nyaman (enjoyment) seperti apa yang telah dikemukakan Kisho Kurokawa. Hal tersebut diharapkan dapat lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat dan pelaku industri kreatif sebagai pengguna utamanya.
Kata kunci: Arsitektur Post-Modern, Industri Kreatif, Kota Baru Parahyangan, Pusat Perbelanjaan

ABSTRACT
The city of Bandung was coined as a pilot project creative city in East Asia because it has been a long time since the city of Bandung and its surroundings have become a center for the development of textiles, fashion, arts, and culture. It was supported by the existence of the community, businessmen and local government that participates in developing the creative industry sector. Many still fragmented communities and not everything is properly accommodated. The purpose of this paper is to make alternative solution of the current issues. Using descriptive qualitative method, the paper can generate description data in the form of theme implementation meaning on a building. The building to be designed is Creative Industry Shopping Center by implementing Post-Modern Architecture. Creative Industry Shopping Center is a shopping center will present to accommodates buying and selling activities equipped with other facilities that could be used for gathering, working, and being creative. Therefore, Post-Modern Architecture is rated very suitable to be implemented in the building. The application of the Post-Modern Architecture theme will show the impression of play, pleasure, and enjoyment like what Kisho Kurokawa said. Hopefully, such things will be easier to accept by general public and creative industry players as main users.
Keywords: Post-Modern Architecture, Creative Industry, Kota Baru Parahyangan, Shopping Center