Pengaruh Penggunaan Penyangga dan Tanpa Penyangga pada Pengukuran Sinyal Otot Lengan Bawah

Penulis

  • Allyfa Nadira Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung
  • HENDI HANDIAN RACHMAT Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung

Kata Kunci:

Sinyal sEMG, Modul AD8232, Arduino, Prosthetic Arm, Gerakan Otot Lengan Bawah, Forearm Muscle Movement

Abstrak

ABSTRAK
Data besaran sinyal sEMG pada gerakan otot non-disabilitas diperlukan untuk mengimplementasikan sebuah Prosthetic Arm. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan posisi lengan naracoba pada saat posisi lengan bagian bawah diletakkan pada sebuah penyangga/meja dan pada saat posisi lengan bagian bawah tidak diletakkan pada penyangga/melayang. Elektroda diletakkan pada otot Flexor Carpi Ulnaris dan otot Extensor Carpi Ulnaris pada lengan bawah bagian kanan. Terdapat 3 macam gerakan yang diuji pada 4 naracoba yaitu: gerakan rileks membuka, gerakan mengepal, dan gerakan pinch jari kelingking. Untuk memperoleh sinyal Electromyogram digunakan pengkodisi sinyal berupa modul AD8232 Heart Rate Monitor dan pengolah sinyal berupa mikrokontroler Arduino. Hasil dari penelitian ini adalah sinyal sEMG dengan posisi lengan bagian bawah menggunakan penyangga memiliki nilai selisih maksimum dan minimum lebih besar dari posisi lengan bagian bawah yang tidak menggunakan penyangga/meja.

 

ABSTRACT
sEMG signals data on non-disabled arm muscle movements are used as input for the implementation of prosthetic arm. This research aims to compare the position of the arm, when the forearm is placed on a cantilever/table and when the forearm is not placed on a cantilever/floating. The electrodes are placed on Flexor Carpi Ulnaris muscle and Extensor Carpi Ulnaris Muscle on the right forearm. Three kinds of movements were tested on 4 subjects: hand rest, hold in a fist, and little finger pinch movement. To obtain an sEMG signal using the AD8232 Heart Rate Monitor Module as signal conditioning circuits, and Arduino microcontroller as signal processing. The result of this research is that the sEMG signal with the forearm position using a cantilever/table has a greater difference between maximum and minimum value than the forearm position that doesn’t use a cantilever/table.

Unduhan

Diterbitkan

2022-06-14 — Diperbaharui pada 2022-07-06

Versi