USULAN PERBAIKAN TATA CARA KERJA PADA STASIUN KERJA WARPING DAN KNITTING PRODUK KAIN SINGLE NEEDLE DI PT HEKSATEX INDAH
Kata Kunci:
Textile Industry, Stopwatch, Standard time, Work procedures, SMED, Industri Textile, Jam henti, aktu baku, Tata cara kerjaAbstrak
Competition in the manufacturing industry is increasingly tight, one of which is the textile industry. PT Heksatex Indah is a textile manufacturing company that produces multibar knitted and non-multibar knitted fabrics. The fabric production process at PT Heksatex Indah consists of several departments, namely, prepare (warping work station), production (knitting work station), and processing (dyeing, finishing and packing work stations). The prepare and production departments are the main core when making products, however, these two departments do not yet have appropriate standard times or standard times. This department has less effective work procedures. This is the reason why there is waiting time (idle) for the next department due to waiting for semi-finished goods. Measuring time and observing work activities can enable improvements to work procedures. Therefore, it is necessary to directly measure each work activity at the warping work station and knitting work station to obtain standard times which will help determine scheduling to be more timely.
Keywords: Textile Industry, Stopwatch, Standard time, Work procedures, SMED
ABSTRAK
Persaingan industri manufaktur yang terbilang semakin ketat, salah satunya adalah industri tekstil. PT Heksatex Indah merupakan perusahaan manufaktur tekstil yang memproduksi kain rajut multibar dan rajut non-multibar. Proses produksi kain di PT Heksatex Indah terdiri dari beberapa departemen yaitu, prepare (stasiun kerja warping), production (stasiun kerja knitting), dan processing (stasiun kerja pencelupan, finishing, hingga pengepakan). Departemen prepare dan production merupakan inti utama pada saat pembuatan produk namun, kedua departemen tersebut belum memiliki waktu baku atau waktu standar yang tepat. Departemen tersebut memiliki tata cara kerja yang kurang efektif. Hal ini alasan mengapa adanya waktu menunggu (idle) untuk departemen selanjutnya dikarenakan menunggu barang setengah jadi. Pengukuran waktu dan pengamatan terhadap aktivitas kerja dapat memungkinkan adanya perbaikan tata cara kerja. Oleh karena itu, diperlukannya pengukuran secara langsung setiap aktivitas kerja di stasiun kerja warping dan stasiun kerja knitting untuk mendapatkan waktu baku yang akan membantu menentukan penjadwalan agar lebih tepat waktu.
Kata kunci: Industri Textile, Jam henti, Waktu baku, Tata cara kerja, SMED